BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masalah
Proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan formal (sekolah) tidaklah dapat berjalan dengan sendirinya, tetapi
banyak ketentuan-ketentuan dan faktor-faktor yang harus diperhatikan, yang
semua itu bertujuan untuk kelancaran proses belajar mengajar itu sendiri serta
untuk dapat mencapai tujuan dari proses belajar mengajar secara optimal. Salah
satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan mengajar adalah metode. Metode
merupakan bagian terpenting dari proses belajar mengajar.
Sejak manusia mengenal peradaban,
metode atau siasat mengajar itu telah ada, sebagaimana halnya dengan metode
yang tertua dipergunakan manusia dan hal-hal itu masih tetap dominan dalam
kegiatan proses belajar mengajar yaitu metode ceramah. Dalam Al-Qur’an surat
Al-A’raf ayat 35 Allah berfirman :
يبني ادم اما ياءتينكم رسل منكم يقصون
عليكم ايتي فمن اتقي واصلح فلا خوف عليهم ولا هم يحذنون
Artinya :
“Hai anak-anak Adam. Jika datang
kepadamu Rasul-Rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku,
maka barang siapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih”.[1]
Metode
inilah yang dipergunakan Rasulullah SAW untuk mengembangkan pendidikan Islam
kepada masyarakat Arab dan hingga kini metode ini masih banyak dan tetap layak
untuk dipergunakan. Sejalan dengan pentingnya metode dalam kegiatan mengajar,
maka masalah metode ini perlu mendapat perhatian serta rumusan-rumusan dalam
penetapan dan juga penggunaannya. Banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan
oleh guru (pendidik) sebelum ia menetapkan metode pengajaran apa yang akan
dipergunakan dalam proses belajar mengajar tersebut. Faktoor-faktor tersebut
antara lain adalah penguasaan terhadap metode, materi yang akan disampaikan,
situasi kelas, media yang dipakai dan lain sebagainya.
Tapi yang jelas semakin banyak
pengetahuan yang dimiliki guru, hal tersebut akan mempengaruhinya dalam
menetapkan metode apa yang akan dipergunakannya. Jika metode yang dipergunakan
guru tidak sesuai dengan keadaan yang ada maka hasil pembelajaran tidak akan
berhasil secara maksimal, mengingat bahwa setiap metode pengajaran memiliki
kelebihan dan kelemahannya. Jadi kunci pokok yang harus diperhatikan oleh guru
sebelum menetapkan metode yang akan dipergunakan adalah faktor-faktor
sebagaimana yang telah penulis kemukakan di atas.
Pengetahuan guru terhadap suatu
metode pengajaran sangat perlu karena setiap metode memiliki kelebihan dan
kelemahan. Demikian juga dengan metode ceramah yang paling sering dipergunakan
oleh guru dalam kegiatan proses belajar mengajar, dan guru tidak mungkin lari
dari kenyataan bahwa metode ceramah memiliki kelemahan, yang menjadi masalah
adalah bagaimana mengatasi atau meminimalisasikan kelemahan metode tersebut
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga penggunaan metode tersebut benar-benar
efektif.
Menghindari atau meminimalisir
kelemahan metode tersebut, maka pondok pesantren mengembangkan potensi para
santri di luar kegiatan belajar mengajar
di dalam kelas. Pengembangan potensi ini dilakukan dengan adanya
aktivitas keagamaan seperti ; tadarus, halaqah, azan, dan lain-lain. Pihak
pengelola pondok pesantren membuat beberapa aktivitas tersebut, karena selain
menambah pengetahuan belajar para santri/i di pondok pesantren dan sebagai
bekal kelak setelah mereka terjun ke masyarakat. Dengan demikian apa yang
diperoleh di pondok pesantren dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat.
Dalam pembahasan ini penulis ingin
melakukan penelitian bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menguasai pelajaran
Agama Islam dengan metode Resitasi. Untuk itulah penulis melakukan penelitian
dengan judul : “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUANN MENGUASAI PELAJARAN AGAMA ISLAM
MELALUI METODE RESITASI DI KELAS XI SMA BUDISATRYA MEDAN TP 2011/2012.
1.2.Perumusan Masalah.
Setelah masalah yang dibatasi, maka
masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana
supaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan pelajaran Agama
Islam di kelas XI SMA BUDISATRYA Medan.
2.
Bagaimana minat
siswa dalam belajar di bidang pelajaran Agama Islam.
3.
Bagaimana hasil
belajar siswa kelas SMA Budisatrya Medan pada pelajaran Agama Islam melalui
metode Resitasi.
4.
Apa
kendala-kendala yang dihadapi dan upaya penanggulangannya.
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk
mengetahui Penerapan Metode Resitasi dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam
di kelas XI SMA Budisatrya Medan.
2.
Untuk
mengetahui minat belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.
3.
Untuk
mengetahui pengaruh Metode Resitasi terhadap penguasaan siswa dalam bidang
studi Pendidikan Agama Islam di SMA Budistrya Medan.
4.
Untuk
mengetahui kendala yang dihadapi dan upaya penanggulangannya.
Sehubungan dengan
tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini berguna sebagai
berikut :
1.
Sebagai masukan
kepada guru tentang bagaimana penerapan suatu metode pengajaran dalam proses
belajar mengajar.
2.
Memberikan
masukan kepada guru tentang bagaimana pengelolaan kelas yang baik dalam proses
belajar mengajar.
3.
Bagi penulis
untuk menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan terutama dalam dunia
pendidikan.
4.
Bagi peneliti
lain kiranya hasil penelitian inii dapat bermanfaat sebagai referensi atau
bahan perbandingan.
1.4. Batasan Istilah
Untuk
memudahkan pembaca dalam memahami tulisan ini, maka perlu dilakukan
batasan-batasan istilah terkait dengan pembahasan yang akan dilakukan, adapun
batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut :
o
Upaya : Usaha, Ikhtiar atau daya upaya (untuk
mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).
o
Meningkatkan Menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya) ;
mempertinggi, memperhebat (produksi, dan sebagainya) (1198).
o
Kemampuan : Kesanggupan,
kecakapan dan kekuatan (707).
o
Mengkuasai : Berkuasa atas (sesuatu) ; memegang kekuasaan
atas (sesuatu), dapat mengatasi keadaan (604).
o
Metode : Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendakinya; cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan (740).
o
Resitasi : Pembacaan hafalan (pengajian) di muka umum,
hafalan yang diucapkan oleh murid-murid di dalam kelas (952).
1.5.
Sistematika Pembahasan
Pembahasan skripsi ini
keseluruhannya berisikan lima bab dengan beberapa pasal sebagai berikut :
Bab I merupakan pendahuluan, yang
berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian dan kegunaan penelitian.
Bab II merupakan landasan teoritis
yang berisikan metode-metode mengajar, pengertian metode Resitasi dalam proses
belajar mengajar, pengertian motivasi dan belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhinya motivasi belajar dan hipotese.
Bab III merupakan metode penelitian,
yang berisikan lokasi penelitian, populasi dan sampel, sumber data, metode dan
alat pengumpulan data, teknik pengelolahan data dan sistematika pembahasan.
Bab IV merupakan pembahasan
penelitian, yang berisikan pelaksanaan metode Resitasi pada bidang studi Agama
Islam, motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama Islam, analisis penerapan
metode Resitasi terhadapp kemampuan menguasai pelajaran agama Islam, serta
hambatan-hambatan yang dijumpai dalam penerapan metode Resitasi pada pelajaran
Agama Islam, dan upaya penanggulangannya.
Bab V merupakan penutup dari
penelitian ini yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
lapangan (Field Research) yang penulis lakukan pada SMA Budisatrya medan Jalan
Letda Sujono No. 166 Medan. Dari tahun ke tahun perguruan ini terus berkembang
dan banyak mendapat kepercayaan dari masyarakat. Dari sekian banyak
sekolah yang dikelola di Kecamatan Medan
Tembung walaupun itu adalah batasan dari Kecamatan Medan Tembung dengan
Kotamadya Medan adalah yang paling maju dan mengalami perkembangan pesat.
Adapun sekolah yang berada dibawah naungan Yayasan Perguruan Swasta Budisatrya
Medan meliputi tingkat :
1.
Sekolah Dasar
(SD)
2.
Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
3.
Sekolah
Menengah Umum (SMU)
4.
Sekolah
Kejuruan (SMK) :
a.
SMK
Administrasi Perkantoran
b.
SMK Bisnis dan
Manajemen
Untuk mengenal
lebih dekat tentang guru-guru yang ada di SMA Budisatrya Medan TA. 2011-2012
adalah sebagai berikut :
TABEL I
KEADAAN GURU SMA BUDISATRYA MEDAN
NO
|
NAMA GURU
|
BIDANG STUDI
|
1
|
Drs. Rahmad
|
Kepala
Sekolah
|
2
|
Drs. Liberty Marpaung
|
Guru
|
3
|
Drs. Pantis Simamora
|
Guru
|
4
|
Nurlely Simanugkalit
|
Guru
|
5
|
Dra. Rohana Nadiah
|
Guru
|
6
|
Dra. Khairani Nasution
|
Guru
|
7
|
Dra. Wan Hafsah
|
Guru
|
8
|
Drs. Odjak Pardamaean Butar-Butar
|
Guru
|
9
|
Wisman Ricson Hutapea, BA
|
Guru
|
10
|
Dra. Suhaibah
|
Guru
|
11
|
Batara Sahlan Siregar, S.Pd
|
Guru
|
12
|
Bungaruth Munthe, BA
|
Guru
|
13
|
Zahidah, M.Pd
|
Guru
|
14
|
Tinam Siallagam, BA
|
Guru
|
15
|
Dra. Mursauli, Am.Pd
|
Guru
|
16
|
Rotua Manurung, Am.Pd
|
Guru
|
17
|
Nina Dewani, S.Pd
|
Guru
|
18
|
Hj. Pitriaty Siregar, S.Pd
|
Guru
|
19
|
Gindo Tilopan, S.Pd
|
Guru
|
20
|
Nursaini Pohan, S.Pd
|
Guru
|
21
|
Nelmi Sarini, Am.Pd
|
Guru
|
22
|
Drs. Abdul Rahim
|
Guru
|
23
|
Leliana Gultom
|
Guru
|
24
|
T. Rosita S,Pd
|
Guru
|
25
|
Ratnimitia, BA
|
Guru
|
26
|
Drs. Fadil Alhaeri Sihombing
|
Guru
|
Dari data tabel di atas, maka dapat
diketahui bahwa jumlah guru yang mengajar di SMA Budisatrya Medan adalah
sebanyak 26 orang, yang terdiri dari 27 orang, yang terdiri dari orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Pada
umumnya guru-guru yang mengajar di SMA Budisatrya Medan, berlatar belakang
pendidikan sarjana S-1 dan seluruhnya berstatus sebagai guru honorer/swasta
ditambah 3 guru PNS.
2.
Keadaan siswa
Siswa adalah salah satu komponen
pendidikan, ia merupakan subjek sekaligus sebagai objek yang akan dihantarkan
kepada tujuan pendidikan melalui upaya pengembanan potensi sesuai minat dan
bakat-bakatnya masing-masing seoptimal mungkin. Di dalam suatu proses
pendidikan seorang guru sangat penting sekali memperhatikan siswanya, agar
dapat membawa mereka kearah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Adapun faktor utama yang harus diperhatikan dalam diri anak didik adalah faktor
kegairahan dan kesediaan untuk belajar merupakan persyaratan untuk mengikuti
kegiatan belajar secara aktif. Manakala guru berhasil menimbulkan kegairahan
siswa untuk belajar, maka siswa akan lebih bersemangat dalam melakukan setiap
aktifitas belajar, untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang telah
ditetapkan. Sebaliknya, jika guru tidak berhasil menumbuhkan kegairahan dan
kesediaan siswa untuk belajar mengajar yang dilaksanakan, yang pada gilirannya
akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
Adapun mengenai siswa di SMA
Budisatrya Medan pada Tahun pelajaran 2011-2012, dapat dilihat pada table
berikut :
TABEL
II
KEADAAN
SISWA SMA BUDISATRYA MEDAN
NO
|
Kelas
|
L
|
P
|
J
|
1
|
X 1
|
17
|
23
|
40
|
2
|
X 2
|
16
|
24
|
40
|
3
|
X 3
|
24
|
16
|
40
|
4
|
X 4
|
25
|
15
|
40
|
5
|
X 1.IPA 1
|
15
|
32
|
47
|
6
|
X 1 IPA 2
|
14
|
31
|
45
|
7
|
X 1 IPS 1
|
21
|
24
|
45
|
8
|
X 11 IPA 1
|
11
|
27
|
38
|
9
|
X II IPA II
|
13
|
28
|
41
|
10
|
X II IPS 1
|
18
|
24
|
42
|
11
|
X II IPS II
|
22
|
21
|
43
|
|
196
|
265
|
461
|
Berdasarkan data pada tabel di atas,
maka dapat diketahui bahwa jumlah siswi di SMA Budisatrya Medan pada Tahun
pelajaran 2011-2012 adalah sebanyak
orang, yang terdiri dari orang
laki-laki dan orang perempuan, serta etrdiri
dari 11 kelas.
3.
Keadaan Sarana
dan fasilitas Pendidikan
Sarana dan fasilitas pendidikan
adalah merupakan alat bantu dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar.
Sarana dan fasilitas pendidikan ini sangat besar peranannya di dalam
menghantarkan anak didik kepada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Menyadari hal ini adalah sewajarnya apabila di setiap sekolah , agar
mengusahakan sarana dan fasilitas pendidikannya dengan lengkap dan memadai,
guna mendukung kelancaran proses kkegiatan belajar mengajar.
Adapun keadaan dan fasilitas
pendidikan yang ada di SMA Budisatrya Medan, cukup untuk mendukung pelaksanaan
proses kegiatan belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan sarana
dan fasilitas pendidikan yang dimiliki di SMA Budisatya Medan, maka dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL
III
KEADAAN
SARANA DAN PRASARANA SMA BUDISATRYA MEDAN
NO
|
SARANA DAN PRASARANA
|
JUMLAH
|
1
|
Ruang
belajar
|
12
|
2
|
Ruang
Kepala Sekolah
|
1
|
3
|
Ruang
Guru
|
1
|
4
|
Ruang
Shalat (Mushalla)
|
1
|
5
|
Lapangan
Olah Raga
|
1
|
6
|
Parkir
|
1
|
7
|
Lapangan
Upacara
|
1
|
8
|
Ruang
Perpustakaan
|
1
|
9
|
Ruang
ganti Olah Raga
|
1
|
10
|
Ruang
BP
|
1
|
11
|
OSIS
|
1
|
12
|
Laboratorium
Komputer
|
1
|
13
|
Usaha
Kesehatan Sekolah
|
1
|
14
|
Laboratorium
IPA
|
1
|
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan sejak
Oktober 2011 sampai dengan mulai dari observasi, wawancara, sampai dengan
pengumpulan hasil angker dari responden.
2. 2. Populasi
dan Sampel
Populasi adalah : “Keseluruhan
subyek penelitian”.[2]
Dengan kata lain populasi adalah merupakan keseluruhan unit yang dilengkapi
dengan ciri-ciri permasalahan yang teliti. Sedangkan sampel adalah : “Sebagaian
yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu”.[3]
Didalam penelitian ini, penulis menetapkan bahwa yang menjadi populasi
penelitian adalah seluruh siswa SMA Budisatrya Medan, yang berjumlah 227 orang.
Untuk mewakili populasi, maka ditetapkanlah sampel dalam penelitian ini. Jadi
sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai mewakili dari
keseluruhan populasi. Siswa yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian
ini, terdiri dari siswa kelas 1, hingga kelas VI. Sedang jumlah sampel yang
ditetapkan adalah sebanyak 50 orang, yang terdiri dari :
-
Kelas V.A,
sebanyak : 26 orang
-
Kelas V.B,
sebanyak : 24 orang
Jumlah : 50 orang
Penarikan dan penetapan sampel
dilakukan dengan menggunakan tekhnis stratifikasi random sampling (secara acak
dan bertingkat), jadi semua populasi mempunyai peluang yang sama untuk
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
2.3. Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
instrument ini (alat) pengumpulan data sebagai berikut :
o
Observasi
Penulis mengadakan
peninjauan dan pengamatan secara langsung tentang proses belajar mengajar
khususnya di SMA Budisatrya Medan.
o
Wawancara
Sambil penulis
mengadakan pengamanan, penulis juga melakukan wawancara, yaitu Tanya jawab
kepada sekolah, guru dan juga siswa yang ada di SMA Budisatrya Medan.
o
Angket
Penulis juga
memberikan angket atau sejumlah pertanyaan tertulis kepada siswa yang menjadi
sampel tentunya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian
ini.
o
Studi
Dokumentasi
Untuk mendapatkan
data tentang SMA Budisatrya Medan penulis menggunakan dokumentasi atau data
statistik yang ada di Kantor SMA Budisatrya Medan.
o
Studi
Kepustakaan
Studi kepustakaan
yang dilakukan penulis untuk mencari referensi dengan cara teoritis dari
masalah yang dibahas dengan cara mengutip ungkapan-ungkapan atau temuan-temuan
dari berbagai fakar pendidikan dan penelitian. Langkah selanjutnya masalah
variabel (X dan Y) ini akan diukur dengan menggunakan beberapa indikator, yaitu
sebagai berikut :
1.
Indikator untuk
variabel Metode pengajaran dalam Metode Resitasi
2.
Indikator untuk
variabel siswa dalam bidang studi agama, adalah dalam hal :
a.
Kehadiran siswa
pada setiap pelajaran agama.
b.
Motivasi siswa
untuk hadir mengikuti pelajaran agama.
c.
Mengikuti
latihan-latihan dalam pelajaran agama.
d.
Mengulang pelajaran
agma di rumah.
2.4.
Teknik
Pengumpulan Data
Sebagai sumber data dalam penelitian
ini adalah seluruh hal-hal yang dapat memberikan informasi tentang data yang
ditentukan dan dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu :
1.
Data Primer,
yaitu data pokok yang diperoleh dari kepada sekolah, para guru bidang studi
Al-Qur’an Hadist serta para siswa SMA Budisatrya Medan.
2.
Data Skunder,
yaitu data pelengkapp yang diperoleh dari dokumen SMA budisatrya Medan,
literatur yang mendukung serta lainnya yang dapat menjelaskan informasi tentang
masalah yang diteliti.
Untuk menghimpun
data tersebut dari lapangan penelitian penulis akan mempergunakan beberapa alat
pengumpulan data sebagai berikut :
1.
Interview,
yaitu mengadakan wawancara terhadap kepala sekolah, para guru bidang studi
Al-Qur’an hadist.
2.
Observasi,
yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung ke lokasi dengan data dan
informasi yang diperlukan.
3.
Angket, adalah
dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang tersedia
kepada siswa (responden) ini dilakukan untuk memperolah data yang akurat
langsung dari sumber data primer.
2.5. Alat Pengumpulan Data
Setelah penulis memperoleh data dari
lapangan maka langkah selanjutnya penulis mengadakan pengklasifikasian data dan
menyaring data, artinya data yang bersifat kualitatif dianalisa berdasarkan
penguraian, sedangkan data kuantitatif dianalisa dengan menggunakan metode
statistika dan dari hasil analisa kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.
Adapun statistik yang digunakan
adalah kai kuadrat ( X2 ) dan korelasi kontigensi dengan rumus
sebagai berikut :
( fo – fh )2
( X2) :
Fh
Keterangan : fo =
Frekwensi yang diperoleh berdasarkan data.
Fh = Frekwensi yang diharapkan
X2 = Harga Jai Kuadrat[4]
Dari rumus yang digunakan untuk
mengukur pengaruh dan korelasi antara metode tanya jawab dengan motivasi
belajar siswa adalah :
KK
= X2
X2 + N
KK : Kolerasi Kontigensi
X2 : Harga Kai Kuadrat yang diperoleh
N : Banyaknya data dari sempel.[5]
[1]
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Gema Risalah Pers,
Bandung, 1993, hal. 226
[2]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, suatu pendekatan Praktek, (Jakarta
: Rineka Cipta, 1983). Hal. 102
[3] Sudjana,
MA, Metode statistika, (Bandung: Tersito,1992), hal. 161
[4]
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta,1992,
hal. 241
[5] Ibid,
hlm, 244.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar