BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem Pendidikan di Mesir (Afrika Utara)
Republik Arab Mesir, lebih dikenal
sebagai Mesir adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di
Afrika bagian timur. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km. Mesir mencakup Semenanjung
Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat), sedangkan sebagian besar
wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah
barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya
dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Mayoritas
penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km). Sebagian
besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.
Mesir
terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia,
misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor,
sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup
sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas
sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah. Sistem
pendidikan di Mesir adalah negara yang disponsori dan diatur dalam tiga tahap:
sekolah dasar (6 tahun), sekolah persiapan (3 tahun), dan sekolah menengah (3 tahun).
2.1.1 Tujuan Pendidikan
Pada tahun 1987, pemerintah mesir
menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem
pendidikan Mesir. Oleh sebab itu, diputuskan agar konsep struktur, fungsi dan
manajemen pendidikan semua harus dikaji ulang. Masyarakat Mesir harus pandai
tulis baca dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel,
diversifikasi, dan relevan dengan kebutuhan masyrakat. Dalam tahun 1987,
kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan
adalah sebagai berikut:
a.
Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan
demokrasi dan persamaan kesempatan serta pembentukan individu-individu yang
demokratis.
b.
Pendidikan juga dimaksud sebagai
pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional
antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja.
c.
Pendidikan juga harus diarahkan pada
penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya
dan identitas Arab.
d.
Pendidikan harus mampu mengiring
masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan
pendidikan diri sendiri.
e.
Pendidikan harus mencakup pengembangan
ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung, memelajari bahasa-bahasa selain bahasa
arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan.
f.
Pendidikan bertujuan pula sebagai
kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan penilaian.
Kebijakan
kebijakan pendidikan diatas adalah tujuan umum Negara biasanya,sasaran
pendidikan bervariasi menurut tingkatan penididikan, daerah, program, dan
individu. Banyak orang Islam di kampung-kampung yang ingin belajar menulis dan
membaca agar mereka dapat mamahami Islam itu dengan lebih baik.Bagi kebanyakan
orang,pendidikan dartikan sebagai perolaehan diploma yang akan mampu membawa
mereka ke posisi dengan penghasilan yang teratur serta terjamin masa depan,dan
sekaligus mendapatkan status sosial dalam masyarakat.
2.1.2 Struktur dan Jenis Pendidikan
a.
Sistem Pendidikan Formal
Sistem
pendidikan mesir mempunyai dua struktur ; struktur sekuler dan struktur
keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan.
Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama. Selain dari kedua
struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak.
Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin
menjadi militer msuk ke sekolah militer,
dan ada pula genrasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada
program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau
lembaga.
b.
Sistem Sekolah Sekuler
Pendidikan
wajib di mesir berlaku sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan
dasar. Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group yang mendahului
pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di
kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama
yang dikenal dengan “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade” 1 samapai “Grade”5 , dan
jenjang kedua, yang dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai dari “Grade 6”
samai”Grade” 8. Sekolah persiapan ini baru menjadi pendidikan wajib dalam tahun
1984, sehingga nama”Sekolah Persiapan” tidak tepat lagi.
Setelah
mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya empat
pilihan: tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum, memasuki
sekolah teknik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun.
Pada sekolah umum tahun pertama (Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10
murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk
Grade 10 dan 11.
Pendidikan
tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya mengikuti pendidikan
akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembaga pendidikan tinggi berlangsung
selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada program dan bidang yang
dipilih. Semenjak tahun 1951 sebagaian tamatan sekolah teknik dibolehkan
melanjutkan ke pendidikan tinggi. Pada level pendidikan tinggi, setruktur
sekuler mempunyai 220 fakultas dan intitusi pendidikan lainnya dengan 16.000
staf pengajar dan 695.736 mahasiswa.
c.
Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem
sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah
dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan.
Tetapi, untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Pada
level universitas fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan
sekuler tetapi kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya,
seluruh pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam
lingkungan sistem Al-Azhar. Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya
dibandingkan dengan jumlah murid sekolah sistem sekuler. Dalam tahun1988,
persentase murid pada sekolah Al-Azhar hanya 3,6% dari seluruh murid dalam
sistem sekuler. Pada tingkat pendidikan tinggi, jumlah mahasiswa pada jalur
Al-Azhar adalah 14,3% dari jumlah mahasiswa pada kedua jalur lebih besar jumlah
tamatan dari jalur Al-Azhar yang masuk ke pendidikan tinggi dibandingkan dengan
tamatan sistem sekolah sekuler.
d.
Pendidikan Nonformal
Pendidikan
Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana
diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan
bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak, generasi muda, atau
orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau
pengerajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di
mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi.
Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan
nonformal ada dalam asfek itu. Berdasakan hasil sensus 1960 mesir, 70% diatas
usia 10 tahun adalah buta hurup. Dalam tahun 1976, mesir mencatat 13,6 juta
orang dewasa (diatas 15) yang buta hurup atau 61,8% dari total penduduk orang
dewasa pada tahun 1986 jumlah itu malah meningkat manjadi 17,2 juta orang,
tetapi persentasenya menurun menjadi 49,9%.
Tingkat
iliterasi wanita lebih tinggi dari tengkat iliterasi pria. Pada tahun 1976 77,6%
wanita dewasa Mesir tidak dapat menulis dan membaca sedangkan pria dewasa hanya
46,4%. Tahun 1986, persentase itu menurun menjadi 61,8 wanita, dan 37,8% pria.
2.1.3
Kurikulum dan Metodologi
Pengajaran
Di Mesir, kurikulum
adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor,
para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya
ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan
ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan dapat di koordinasikan.
Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan
Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan.
Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk
mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian
pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi
pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil
penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan
perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan
merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor konsultan dari
semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan
dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah
percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum
serta perbaikan metode mengajar.
Garis besar kurikulum
ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk
untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis sama dengan
kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti
kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru
bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran
masih berorientasi verbal. Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau
lembaga-lembaga termasuk panitia kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan
asosiasi guru mata pelajaran. Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru
mempunyai kebebasan yang luas dalam memilih materi pelajaran.
2.1.4 Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem
ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat
pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas
ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada
akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan
dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor
menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena
umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke
sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau
tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain.
Jadi, masa depan anak muda mesir banyakn tergantung pada nilai yang diperoleh
pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan
sesama murid sangat ketat.
Sama
halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan menengah, karena
jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas mana yang
mereka masuki. Ujian yang sangat kompetitif ini membuat siswa harus belajar
keras, dan bahkan menimbulkan percontekan dalam berbagai rupa, dan juga
mengakibatkan timbul-timbulnya kursus-kursus privat.
2.2 Sistem Pendidikan di Arab Saudi
(Timur Tengah)
Kerajaan
Arab Saudi berdiri pada tahun 1932 dan menempati 80 persen luas semenanjung
Arab. Secara geografis negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak
di sebelah utara, Laut Merah di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di
sebelah timur, serta Yaman dan Oman di sebelah selatan. Saudi Arabia
adalah negara yang menganut hukum berbasis Islam di mana hukum syariah sebagai
dasar konstitusi dan sistem hukum. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan
antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Diantara sistem
pendidikan di Arab Saudi adalah:
a.
Pra Pendidikan Dasar
Pra
Pendidikan Dasar ini sama dengan Pendidikan Taman Kanak-Kanak dari usia 4–5
tahun pendidikan ini ditawarkan secara gratis dan bersifat sukarela. Program
yang akan diberikan pada pendidikan ini adalah program pedagogis, dan tidak
terorganisir untuk mempersiapkan diri masuk sekolah.
b.
Pendidikan Dasar (primary education)
1.
Sekolah Dasar
Pada
Pendidikan Dasar anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 6 – 11 Tahun Kurikulum
atau mata pelajaran yang ada di pendidikan dasar adalah sebagai berikut :
Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak
perempuan ), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi Islam
dan Sains. Sertifikat: shahadat Al Madaaris Al Ibtidaa'iyyah (Umum Elementary School Certificate)
- Sekolah Menengah.
Pada
Pendidikan Menengah anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 12 – 14 tahun.
Kurikulum yang ada di pendidikan menengah adalah sebagai berikut:
Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi
rumah (untuk anak perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak
laki-laki), Studi Islam dan Sains dan bahasa, Tambahannya adalah
bahasa Inggris. Sertifikat: shahadat Al-Kafa'at Al-Mutawassita (Intermediate School Certificate)
c.
Pendidikan Sekunder
Pada
Pendidikan Sekunder anak-anak mulai masuk sekolah pada usia15 – 17 tahun.
Pendidikan Sekunder ini menawarkan 3 program yaitu Pendidikan Menengah
Umum, Pendidikan Menengah Agama, Pendidikan Menengah Teknik. Pendidikan
ini berlangsung selama 3 tahun. Kurikulumnya antara lain: Bahasa Arab, Biologi,
Kimia, Bahasa Inggris, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan),
Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki) dan pelajaran agama.
d.
Perguruan
Tinggi
Pendidikan
ini disediakan oleh 7 universitas, beberapa perguruan tinggi untuk perempuan.
Beroperasi dibawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan Tinggi. Universitas Islam
Madinah dikelola oleh Dewan menteri.
Dalam
sistem pendidikan di Saudi Arabia dibebani tiga tujuan yaitu untuk
memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk, untuk
mempersiapkan murid-murid dengan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk
pengembangan ekonomi yang terus berubah dan untuk mendidik anak-anak dalam
kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta kebudayaan Islam.
Pendidikan
di Arab Saudi ditangani oleh dua departemen yaitu:
- Departemen Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang menangani Pendidikan Dasar, Menengah, baik umum maupun khusus.
- Departemen Pengajar Tinggi yang menangani lembaga pendidikan tinggi, baik itu dilingkungan Perguruan tinggi Umum (PTU) maupun Perguruan Tinggi Agama (PTA).
Pada
tahun 1985, total anggaran untuk pendidikan mencapai 3.6 percent dari total
anggaran belanja nasional Arab Saudi. Setiap mahasiswa lokal maupun asing di
Universitas Negeri mendapat beasiswa setiap bulan dari kementerian pendidikan.
2.3 Sistem Pendidikan di Iran (Timur
Tengah)
Secara
historis, setelah revolusi Islam Iran tahun 1979, sistem pendidikan Iran
mengalami perubahan yang sangat mendasar, dan semua upaya pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Prioritas harus
diletakkan pada terjaminnya usaha membesarkan anak-anak dan generasi muda
sehingga menjadi muslim yang konsekuen dan punya komitmen yang tinggi terhadap
agama Islam. Upaya-upaya pendidikan juga harus diarahkan pada penggunaan
al-quran, tradisi Islam, dan konstitusi Republik Islam Iran sebagai dasar dalam
merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan.
Pada
tahap awal, pemerintah Republik Islam Iran berusaha membuka peluang
sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat untuk bisa mengenyam pendidikan formal,
dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pasal 30 UUD Republik Islam Iran
menyatakan, “Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan dan pengajaran
gratis bagi seluruh rakyat hingga akhir tingkat pendidikan menengah dan
mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis pula hingga semampunya”.
a.
Tujuan Pendidikan
Menurut dokumen yang disetujui oleh supreme council of education (Dewan
Tertinggi Pendidikan) pada 1998, bahwa tujuan utama pendidikan adalah
meningkatkan produktivitas, mencapai integrasi sosial dan nasional, mengelola
nilai-nilai sosial, moral dan spiritual dengan penekanan utama pada memperkuat
dan mendorong keimanan terhadap Islam. Rumusan tujuan yang disetujui Dewan juga
menekankan peran pendidikan pada pengembangan sumberdaya manusia untuk
peningkatan ekonomi, sehingga pendidikan dipandang sebagai investasi masa
depan.
- Anggaran Pendidikan
Anggaran
kementrian pendidikan pada tahun 1996 adalah 6.130 miliyar riyal (RI),
merupakan 3,8% dari anggaran belanja Negara. Anggaran yang disetujui adalah RI
5.455,6 milyar riyal, tetapi untuk menyediakan dana talangan bagi kementrian
pendidikan, telah dialokasikan dan anggaran pendidikan bertambah menjadi RI
6.130 milyar riyal. Selain itu, untuk meningkatkan anggaran, beberapa kesepakatan
telah disetujui selama dua tahun terakhir untuk memberikan sumber dana baru
bagi kementerian pendidikan. Pada tahun 2003, total pembiayaan pendidikan
(termasuk pendidikan dasar hingga pra universitas) berjumlah RI 39, 880 miliyar
riyal atau 12% dari total anggaran belanja Negara.
- Kebijakan Pemerintah
Sistem
sekolah berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan dan Pelatihan. Selain
sekolah, kementerian ini juga memiliki tanggung jawab untuk beberapa pelatihan
guru dan beberapa lembaga teknis. Departemen Pendidikan mempekerjakan jumlah
tertinggi pegawai negeri sipil 42% dari
jumlah total pegawai dan menerima 21%
dari anggaran nasional. Pada tahun akademik 1990-1991, sebanyak
15.018.903 siswa telah bersekolah dengan 87.024 kelas di seluruh negeri. Dengan
rincian sebagai berikut: 509 sekolah untuk anak-anak cacat, 3.586 TK, 59.280
Sekolah Dasar, 15.580 Sekolah Menengah Pertama, 4.515 Sekolah Menengah Atas,
380 Sekolah Teknik, 405 Studi Bisnis dan sekolah-sekolah kejuruan, 64 Sekolah
Pertanian, 238 kota dan 182 guru sekolah dasar pedesaan ‘akademi pelatihan,
tujuh kejuruan dan profesional latihan guru dan 19 lembaga perguruan tinggi
teknologi. Ada juga 2.259 sekolah-sekolah pendidikan orang dewasa.
- Pendidikan Pra- Sekolah
Pendidikan
sebelum sekolah dasar ditempuh 1 tahun dan melayani anak usia 5 tahun.
Pendidikan sebelum sekolah dasar tidak wajib. Tidak ada ujian pada akhir
sekolah ini dan anak-anak secara
otomatis melanjutkan ke pendidikan berikutnya.
- Pendidikan dasar
Sekolah
Dasar adalah pendidikan formal tahap pertama dan hukumnya wajib. Sekolah Dasar
ditempuh selama 5 tahun dan usia masuk sekolah dasar adalah 6 tahun. Para siswa
mengikuti ujian akhir pada tingkat ke lima, dan apabila lulus mereka
mendapatkan ijazah tamat sekolah dasar.
- Pendidikan Menengah
Pendidikan
menengah terdiri dari dua tahapan, sekolah menengah rendah dan sekolah menengah
tinggi. Sekolah menengah rendah ditempuh selama 3 tahun (kelompok usia 11- 13
tahun). Pendidikan delapan tahun yang terdiri dari sekolah dasar dan sekolah
menengah rendah dikategorikan sebagai pendidikan dasar. Program 3 tahun sekolah
menengah tinggi adalah untuk para siswa yang telah lulus dari sekolah menengah
rendah. Mata pelajaran yang ditawarkan pada sekolah menengah tinggi dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bidang : akademik, teknik, dan kejuruan, serta
Kar-Danesh (ilmu pengetahuan keterampilan).
Program
satu tahun pra universitas tersedia bagi mereka yang berhasil lulus dari
sekolah menengah atas jurusan akademik. Bagi yang mengambil jurusan teknik dan
kejuruan, para siswa yang telah lulus sekolah menengah atas dapat mendaftar
pada program dua tahun yang dapat mengantarkan masuk universitas, college dan
pusat-pusat pendidikan tinggi.
- Pendidikan Tinggi
Struktur
pendidikan di Iran membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk
belajar sesuai dengan bakat dan ketertarikannya. Juga membuka pintu bagi siswa
tamatan pendidikan menengah atas untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang
pendidikan tinggi yang mencakup universitas, pusat-pusat pendidikan guru, dan
fakultas-fakultas teknik. Universitas di bagi menjadi universitas umum dan
khusus, universitas teknologi komperhensif, universitas terbuka, universitas
Islam azad, dan universitas kedokteran. Kriteria peserta didik yang dapat masuk
perguruan tinggi adalah mereka yang telah lulus sekolah menengah tinggi dan
berhasil lulus pada ujian masuk perguruan tinggi.
h. Kurikulum Pendidikan
- Pendidikan Pra Sekolah
Pada
jenjang pra sekolah murid diajarkan mengenai belajar bahasa, pengantar
matematika, dan konsep sains, lebih-lebih pada nilai-nilai agama dan
kepercayaan. Selain itu juga meliputi tentang kegiatan keterampilan seperti
kerajinan tangan, menggunting, mancetak, menggambar, bercerita, bermain, dan
berolahraga.
- Pendidikan Dasar
Fokus
kurikulum pendidikan dasar adalah pada pengembangan keterampilan dasar baca dan
berhitung, studi lingkungan dalam tema fisik dan fenomena social, dan
pembelajaran agama. Semua mata pelajaran dan buku pelajaran untuk sekolah dasar
diputuskan dan disiapkan pada level pusat.
3. Pendidikan Menengah
1)
Pendidikan menengah rendah
Kelompok agama minoritas melakukan
pembelajaran khusus mereka dan terdapat daftar bacaan khusus untuk kelompok
sunni. Diwajibkan untuk lulus semua mata pelajaran pada jurusan yang berbeda.
Pembelajaran digunakan dengan bahasa Persia pada semua level. Untuk daerah
bilingual, maka diadakan kursus satu bulan untuk mengajarkan kunci-kunci konsep
bahasa sebelum tahun ajaran baru di mulai. Ujian dilakukan pada akhir kelas III
yang diadakan oleh level kabupaten dan propinsi.
2)
Pendidikan menengah atas
Sekolah
menengah atas diperuntukkan bagi siswa yang telah lulus sekolah dasar. Mata
pelajaran yang ditawarkan dikelompokkan dalam jurusan sebagai berikut: Pertama, Jurusan akademik: tujuan
jurusan ini adalah mempromosikan pengetahuan umum dan budaya. Tedapat ujian
akhir yang dikelola oleh tingkat nasional dan bagi siwa yang lulus mendapat
ijazah diploma. Kedua, Jurusan teknik
dan pendidikan kejuruan: Jurusan ini terdiri dari tiga bidang: teknik pertanian
dan kejuruan. Sekarang terdapat 30 bidang pada pendidikan teknik dan kejuruan
(TVE). Siwa yang memenuhi kualifikasi pendidikan TVE dapat juga masuk pada
lembaga yang menawarkan program teknik atau preuniversity dan mendapat
sertifikat terampil pertama. Ketiga,
Jurusan kar danesh (knowledge skill):
proses pendidikan ini mencakup 400 ketrampilan, berbeda dengan jurusan yang
lain. Pendidikan ini bersifat berbasis kompetensi. Siswa yang berhasil
dianugrahi ijazah terampil tingkat II, dan diploma.
Disamping
pendidikan formal sebagaimana dideskripsikan di atas, di Iran juga memiliki
lembaga pendidikan nonformal seperti masjid dan lainnya yang diberdayakan untuk
membantu mempercepat pemberantasan buta aksara di kalangan manusia lanjut usia.
Sejauh ini Iran bekerjasama dengan UNESCO dan UNDP.
2.4 Sistem Pendidikan di Sudan (Afrika
Utara)
Sudan
adalah negara Afrika yang berbatasan langsung dengan Mesir di sebelah utara.
Pada awalnya, Sudan merupakan negara terluas di Afrika dan Arab. Namun setelah
konflik internal yang berujung referendum pada bulan Januari 2011 lalu,
akhirnya Sudan harus merelakan wilayah selatannya berdiri menjadi negara sendiri
dengan nama Republik Sudan Selatan. Mayoritas penduduk Sudan menganut Islam
Sunni, sekaligus menjadi agama resminya. Bahasa resminya adalah bahasa Arab.
Meski
di negara ini terdapat konflik internal yang setiap saat bisa pecah, namun
gairah penuntut ilmu untuk datang ke Sudan tidak menipis. Setiap tahunnya
selalu ada mahasiswa asing, khususnya Indonesia yang datang menuntut ilmu ke
Sudan. Bahkan Sudan juga salah satu negara pilihan untuk melanjutkan program
pascasarjana di bidang studi keislaman. Salah satu universitas di Sudan yang
sering dituju untuk program pasca sarjana tersebut adalah Universitas Omdurman.
Universitas yang didirikan pada tahun 1912 ini terletak di kota Omdurman, kota
terbesar di Sudan. Universitas ini terkenal dengan studi keislamannya, karena
awal mula berdirinya hanya membuka fakultas-fakultas keagamaan. Maka tidak aneh
jika selanjutnya banyak mahasiswa asing yang kuliah strata satu ataupun
pascasarjana di universitas ini.
Di
antara mahasiswa yang cukup banyak berminat melanjutkan program pasca
sarjananya adalah para lulusan Universitas al-Azhar, Mesir. Meski Universitas
al-Azhar sendiri juga menyediakan program pascasarjana, akan tetapi tetap saja
setiap tahunnya banyak lulusan salah satu universitas Islam tertua ini yang
lantas melanjutkan studi ke Universitas Omdurman. Tentunya ada beberapa
kelebihan dan sekaligus kemudahan yang ditawarkan Universitas Omdurman, sehingga
menjadi alasan mahasiswa lulusan Universitas Al-Azhar tidak melanjutkan studi
pasca sarjana di universitasnya itu.
Di
bidang pendidikan formal, Sudan mempunyai banyak universitas ternama yang sudah
berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Diantara perguruan tinggi tersebut adalah
Khartoum University, Omdurman Islamic University, El-Nilein University,
Khartoum International Institute of Arabic, Universitas Al Quran Al Karim dan
yang paling muda adalah International University of Africa.
Jumlah
mahasiswa dan mahasiswi Indonesia di Sudan sampai saat ini tercatat sekitar 175
orang yang terbagi dalam tujuh Perguruan Tinggi besar yang ada di Sudan, pada
program yang berbeda mulai dari program S1 sampai dengan program S3, di mana
35% diantara mereka adalah mahasiswa program pasca sarjana. Dari seluruh
mahasiswa yang ada, 40% diantaranya melaksanakan perkuliahan dengan biaya
sendiri tanpa ada bantuan dari instansi atau sponsor lainnya, dan hanya
mengandalkan bantuan dari keluarga yang tidak mereka terima secara periodik.
Sementara kondisi kehidupan di Sudan terbilang cukup berat dengan perbandingan
harga-harga barang yang cukup jauh diatas standar harga barang di Indonesia
(mencapai 1:3)
Belum
lagi dengan cuaca dan kondisi di Sudan yang kadang kurang bersahabat, sehingga
bagi yang tidak kuat daya tahan tubuhnya atau kurang pemenuhan gizinya, akan
mudah terserang penyakit malaria. Hal seperti ini ditambah lagi dengan
fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang cukup mahal. Untuk kebutuhan buku-buku
referensi, sangat berat bagi mahasiswa untuk memenuhinya karena selain tingkat
harga yang lebih mahal di banding buku-buku di negara arab lainnya, juga karena
dari segi pendanaan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya .
Adapun
pendidikan non formal, di Sudan terdapat banyak majelis-majelis ilmu yang
menggunakan system talaqqi lewat para masyaikh yang tersebar hampir di seluruh
penjuru Sudan, dan diantara jama’ah yang paling eksis dalam bidang ini adalah
jama’ah anshar sunnah al muhammadiyah yang menebarkan dakwah ahlus sunnah wal
jama’ah dengan pemahaman salaf as sholeh.
Pendidikan
di Sudan digratiskan dan diwajibkan bagi seluruh anak-anak usia 6 sampai 13
tahun. Pendidikan dimulai dari pendidikan dasar selama dari delapan tahun,
kemudian pendidikan menengah tiga tahun. Jenjang pendidikan diubah menjadi
berformat 6 + 3 + 3 pada tahun 1990. Bahasa pengantar pedidikan yang digunakan
di semua tingkatan adalah bahasa Arab. Lokasi sekolah terkonsentrasi di
sejumlah daerah perkotaan, yang mana sejumlah sekolah yang terletak di bagian
Selatan dan Barat telah rusak bahkan hancur akibat konflik di Negara tersebut.
Pada
tahun 2001, Bank Dunia memperkirakan bahwa partisipasi murni siswa Sekolah
Dasar adalah 46% dan 21 persen dari pelajar sekolah menengah yang terdiri dari
siswa yang memenuhi syarat. Tingkat kelangsungan pendidikan di Sudan sangat
bervariasi, di beberapa provinsi bahkan hanya mencapai di bawah 20 persen. Sudan
memiliki 19 universitas berbahasa Arab. Pendidikan di tingkat menengah dan
pendidikan tinggi di universitas mengalami masalah penghambat yang serius
disebabkan oleh sebagian besar penduduk berjenis kelamin laki-laki melaksanakan
dinas militer sebelum dapat menyelesaikan pendidikan mereka.
Menurut
perkiraan Bank Dunia, pada tahun 2000 tingkat baca-tulis pada orang dewasa
berusia 15 tahun keatas hampir 58% (69% untuk laki-laki, 46 %untuk wanita).
Sedangkan pada tahun 2002, tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15
tahun keatas mencapai 60 persen dan tingkat buta aksara pemuda (usia 15-24)
diperkirakan sebesar 23%.
2.5 Sistem Pendidikan di Turki (Timur
Tengah)
Pada
awalnya Turki merupakan salah satu negara yang berbentuk kerajaan. Saat ini
pemerintahan turki berbentuk republik yang beribu kota di Istanbul. Republik
Turki termasuk sebagai negara dan memproklamirkan diri sebagai negara sekuler,
namun tidak bisa dipungkiri bahwa jiwa Islamnya tetap melekat dan tak
terpisahkan dari bangsa Turki. Begitu pun berdampak terhadap kemajuan
pendidikan di negara tersebut.
Masuknya
sistem pendidikan modern dalam kalangan kerajaan Turki Usmani bermula sejak
sultan Mahmud II (1785-1839 M ), Turki mengadakan pembaharuan dalam berbagai
bidang pendidikan. Di zaman itu, madrasah serupakan satu-satunya lembaga
pendidikan yang ada di kerajaan Turki Usmani. Di madrasah itu Mahmud menyadari
bahwa madrasah-madrasah tradisional tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntunan
perkembangan zaman. Oleh karena itu Turki berusaha untuk memperbaiki sistem
pendidikan madrasah yang ada, agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran
pengetahuan umum. Namun mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan
memasukkan pengetahuan-pengetahuan umum pada waktu itu sangat sulit.
Sistem
Pendidikan di Turki secara umum dapat dikatakan hampir sama dengan sistem
pendidikan di Indonesia. Adapun sitem pendidikan nasional Turki yang utama
terdiri dari dua bagian:
- Pendidikan Formal (Formal Education)
Penddikan
formal adalah sistem sekolah yang terdiri dari lembaga-lembaga pendidikan
prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, sama
halnya dengan pendidikan yang ada di Indonesia.
- Pendidikan Non-formal (Non-formal Education)
Sesuai
dengan accordance with Basic LawNo. 1739 for National Education. Undang-Undang
Dasar Pendidikan Nasional Turki. Pendidikan non formal mencakup semua kegiatan
yang diselenggarakan di luar sekolah.
- Pendidikan pra-sekolah, Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang opsional, bertujuan untuk memberikan kontribusi mental, dan emosional pada perkembangan fisik anak/siswa untuk membantu mereka memperoleh kebiasaan baik (ahklak), yang ditekankan pada saat mereka masih di pendidikan dasar. Pendidikan pra-sekolah diberikan di TK, rumah penitipan anak, pembibitan kelas di sekolah dasar dan kelas persiapan oleh berbagai departemen dan instansi terkait, dan Departemen Pendidikan Nasional Turki.
- Pendidikan Dasar, Pendidikan dasar, memberikan pengetahuan dasar pada anak-anak dan memastikan fisik, perkembangan mental dan moral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pada umumnya terdiri dari pendidikan anak-anak dalam kelompok usia 6-14 tahun. Delapan tahun pendidikan dasar adalah wajib untuk semua warga negara Turki yang telah mencapai usia enam tahun, ada juga sekolah swasta akan tetapi masih berada di bawah kontrol negara. Akan tetapi khusus pelajaran bahasa asing sudah dimulai diberikan sejak 4 tahun dalam pendidikan dasar.
- Pendidikan Sekunder, Pendidikan sekunder diklasifikasikan dalam dua kategori lembaga pendidikan, yaitu sekolah menengah umum dan kejuruan dan sekolah tinggi teknik (lycées) di mana minimal tiga tahun bersekolah dilaksanakan setelah pendidikan dasar.
ü Pendidikan
Menengah
Sekolah Menengah umum adalah lembaga
pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk institusi pendidikan tinggi. Mereka
menerapkan program tiga tahun lebih dan di atas pendidikan dasar, yang terdiri
dari siswa dalam kelompok umur 15-17 tahun.
ü Pendidikan
Kejuruan
Memberikan instruksi khusus dengan
tujuan memberikan pelatihan kemahiran yang berkualitas. Organisasi dan periode
instruksi dari sekolah berbeda. Beberapa dari mereka memiliki program empat
tahun dalam hal ini usia sekolah adalah 15-18 tahun. Tujuan pendidikan menengah
adalah untuk memberikan pengenalan pada siswa dengan budaya umum pada tingkat
minimum dan mempersiapkan mereka dalam mengemban tanggung jawab bagi masyarakat
demokratis, membuat mereka menghormati hak asasi manusia serta mempersiapkan
mereka pada pendidikan yang lebih tinggi atau bisnis ke arah kepentingan
kehidupan yang sejahtera. Sekolah-sekolah menengah swasta, memiliki kelas
persiapan bahasa asing, sesuai dengan sasaran program pendidikan, dan dalam
pendidikan bahasa asing yang dipadukan dalam kelompok ilmu pengetahuan dan
matematika.
ü Pendidikan
Tinggi (Higher education)
Di Turki, pendidikan tinggi meliputi
semua institusi pendidikan setelah pendidikan menengah, yang menyediakan
setidaknya dua tahun pendidikan tinggi dan mendidik siswa untuk melanjutkan ke
jenjang, sarjana, master atau gelar tingkat doktor. Lembaga pendidikan tinggi
terdiri dari universitas, fakultas, institut, sekolah pendidikan tinggi,
konservatori, sekolah kejuruan pendidikan tinggi dan pusat penelitian aplikasi.
Di Turki, eskalasi pendidikan yang lebih tinggi adalah untuk mencapai tingkat
kemampuan dalam menghadapi era globalisasi dunia, baik dari segi kualitas dan
kuantitas, telah diadopsi sebagai tujuan utama. Rencana dan program yang dibuat
selalu mencerminkan persepsi dari rencana itu sendiri.
Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk
melatih tenaga kerja dalam suatu system, prinsip-prinsip pendidikan dan
pelatihan kontemporer untuk memenuhi kebutuhan Negara. Namun demikian
dipendidikan tingggi juga disediakan beberapa pendidikan khusus di berbagai
bidang bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan menengah.
Universitas yang
terdiri dari beberapa unit yang dibentuk oleh negara dan oleh hukum sebagai
perusahaan publik memiliki otonomi dalam pengajaran dan penelitian. Selain itu,
lembaga-lembaga pendidikan tinggi, di bawah pengawasan dan kontrol negara, juga
dapat dibentuk oleh yayasan swasta sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip
yang ditetapkan dalam undang-undang dengan ketentuan bahwa mereka adalah
non-profit di dunia. Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi pokok. Ia
memiliki otonomi akademik dan kepribadian hukum publik. Hal ini bertanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan pendidikan tingkat tinggi, penelitian ilmiah
dan publikasi. Setiap universitas terdiri dari fakultas dan sekolah empat
tahun, menawarkan program yang tingkat sarjana, yang kedua dengan penekanan
kejuruan, dan tahun-dua sekolah kejuruan yang menawarkan rekan) tingkat's
(program pra-sarjana dari alam kejuruan ketat. Tingkat pascasarjana program
terdiri dari master dan doktor program, dikoordinasi oleh lembaga untuk studi
pascasarjana.
Program magister
ditetapkan sebagai program "dengan tesis" atau "tanpa
tesis". program "Dengan tesis" gelar master yang menyelesaikan
pendidikan tertentu diikuti dengan pengajuan tesis. Sementara itu program
"tanpa tesis" juga bagian penyelesaian dari program sarjana namun
disini disebut istilah proyek. Durasi program ini adalah dua tahun setidaknya.
Akses ke program doktor membutuhkan gelar master.
Program Doktor memiliki
jangka waktu minimal empat tahun yang terdiri penyelesaian kursus, lulus ujian
kualifikasi doktor, serta menyiapkan dan mempertahankan tesis doktor. Medis
program pelatihan khusus untuk program setara tingkat doktor, namun
dilakukan dalam fakultas kedokteran dan pelatihan di rumah sakit yang dimiliki
Departemen Kesehatan dan Organisasi Negara Asuransi Sosial.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpuan
Dari beberapa penjelasan di atas
dapat di ambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
- Sistem pendidikan di Mesir adalah negara yang disponsori dan diatur dalam tiga tahap: sekolah dasar (6 tahun), sekolah persiapan (3 tahun), dan sekolah menengah (3 tahun). Sistemnya terbagi menjadi sistem skuler dan sistem al-Azhar
- Sistem pendidikan dimesir mengalami beberapa kemunduran, dikarenakan konflik berkepanjanggan yang terjadi dinegara tersebut.
- Sistem pendidikan di Iran dan Turki adalah sistem pendidikan yang bisa digolongkan maju, dikarenakan sistem yang dijalankan dan kebijakan pemerintah berjalan secara bersaman.
- Sistem pendidikan di Arab Saudi tidak jauh berbeda dengan sistem pendidikan di negara lainnya. Ada pendidikan pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dll.
3.2
Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Dari
keterbatasan sumber dan keluasan pembahasan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan
dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan
manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad
Sayuti An, Ahsin Sakho Muhammad, dkk, Belajar
Islam di Timur Tengah. Bandung: Alfabeta,2005.
Binti
Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam,
Yogyakarta: Penerbit teras, 2011
Dikutip
dari sebuah situs:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar