BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Stratifikasi sosial (social stratifikasi) merupakan istilah sosiologi yang menunjukkan adanya
sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi berasal dari kata strata
yang bermakna lapisan. Adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat
menggambarkan bahwa dalam setiap kelompok terdapat perbedaan kedudukan
seseorang dari yang berkedudukan tinggi sampai kepada kedudukan yang paling
rendah, seolah-olah merupakan lapisan yang bertingkat-tingkat dari atas kebawah
(berhierarchie).
Didalam makalah kami ini membahas tentang apa, bagaimana kah
stratifikasisosial dan interaksi sosial, dan membahas tentang sistem
berlapis-lapis didalam suatu masyarakat pada umumnya dipergunakan kritiria atau
ukuran untuk menggolong-golongkan masyarakat dengan dasar terjadinya lapisan
masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan kami bahas dalam makalah
kami ini adalah :
Ø
Apakah pengertian stratifikasi sosial?
Ø
Apa saja ukuran Yang digunakan masyarakat untuk
menggolong-golongkan masyarakat dengan dasar terjadinya lapisan masyarakat?
Ø
Apakah status dan peranan sosial dalam masyarakat tentang
unsur-unsur laapisan dalam masyarakat?
Ø
Apa yang dimaksud dengan Massa dan kerumunan?
Ø
Apa hubungan elite dengan massa, dan seberapa besar
fungsinya dalam unsur-unsur lapisan masyakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Stratifikasi Sosial
S
|
tratifikasi sosial
(sosial stratifition) merupakan
istilah sosiologi yang menunjukkan adanya sistem berlapis-lapis dalam
masyarakat. Stratifikasi berasal dari kata strata
yang bermakna lapisan. Adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat
menggambarkan bahwa dalam setiap kelompok terdapat perbedaan bahwa dalam setiap
kelompok terdapat perbedaan kedudukan seseorang dari yang berkedudukan tinggi
sampai kepada kedudukan yang paling rendah, seolah-olah merupakan lapisan yang
bertingkat-tingkat dari atas ke bawah (berhierarchie).
Stratifikasi dalam
masyarakat sama usiannya dengan peradaban manusia, tidak terkecuali pada
masyarakat kapitalis, demokratis, komunis, bahkan dalam Islam juga dikenal
sistem lapisan ini seperti tercantum dalam al-Qur’an, surah al-Ma’un ayat 1-3
yang menyatakan : “Apakah engkau melihat orang yang mendustakan Agama? Yaitu
orang yang mengusir anak yatim dan enggan memberi makan orang miskin”. Disini
jelas terlihat bahwa adanya pelapisan yang kaya dengan yang miskin dan
pelapisan antara seorang anak yang mempunyai orang tua dengan anak yatim.
Perbedaan di atas khususnya mengenai kaya miskin dalam Islam jangan dikaitkan
dengan perbedaan kedudukan mereka disisi Tuhan, tetapi yang terlihat dari
kenyataan adanya tingkatan perbedaan di dalam masyarakat.
Strata ini terjadi
karena dalam masyarakat selalu ada yang dihargai sebagai hal yang menyebabkan
timbulnya bibit-bibit strata di dalam masyarakat.hal ini mungkin berupa uang,
harta, kekuasaan, ilmu pengetahuan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal dan
sebagainya. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang berharga tadi malam jumlah
yang besar kemungkinan bagi dirinya dianggap sebagai warga yang menduduki
lapisan atas begitu pula sebaliknya orang yang tidak memiliki adalah
orang-orang lapisan bawah, sedangkan yang pertengahan lapisan tengah.
Kategori lapisan
yang terdiri dari lapisan atas, menengah dan bawah akan dijumpai pula
lapisan-lapisan seperti yang dikenal dengan istilah upper class, midle class, lower
class yang kesemuanya menunjukkan adanya lapisan-lapisan atas, menengah,
dan seterusnya.
Stratifikasi yang
jelas terlihat dan mudah dipahami adalah strata masyarakat Hindu yang berpuncak
dari sestem kepercayaan yang memiliki kasta-kasta. Strata kekastaan ini
merupakan stratifikasi yang kekal dan tertutup (closed social stratifikation). Artinya Sudra akan tertutup
selamanya berada pada lapisan terendah secara turun temurun. Apapun
keahliannya, bagaimanapun perkasanya, setinggi apakah prestasinya yang dicapai,
namun ia tidak akan pernah naik pada lapisan atas, ia akan tetap kekal pada
kasta/lapisannya sediakala. Sebaiknya pada lapisan teratas katakanlah
lapisan/kasta Brahmana, meskipun lumpuh, miskin, bodoh dan sebagainya ia akan
senantiasa pula pada tingkatan teratas.
Tetapi tidak
semuanya stratifikasi bersifat kekal dan tertutup, bahkan stratifikasi yang
bersifatv terbuka (open social
stratifikation) yang selalu dijumpai dalam masyarakat kita. Strata yang
bersifat terbuka memberi kesempatan setiap anggota masyarakat untuk memduduki
lapisan teratas. Atau bagi mereka yang kurang beruntung akan meluncurkan pada
lapisan bawah. Ini misalnya terdapat pada startifikasi karena kekayaan,
jabatan, pekerjaan dan sebagainya.
B.
Terjadinya
Stratifikasi Sosial
Untuk mempelajari
sistem berlapis-lapis di dalam suatu masyarakat pada umumnya dipergunakan
kriteria atau ukuran untuk menggolong-golongkan masyarakat dengan dasar
terjadinya lapisan masyarakat :
Ø
Ukuran kekayaan (kebendaan)
Ø
Ukuran kekuasaan
Ø
Ukuran kehormatan
Ø
Ukuran ilmu pengetahuan
1.
Ukuran kekayaan atau kebendaan (material) dapat dijadikan
suatu ukuran, artinya orang-orang yang mempunyai kekayaan yang paling banyak
digolongkan pada lapisan teratas, sedangkan yang kurang kaya berada pada
lapisan dibawahnya. Kekayaan itu dapat dilihat daripada bentuk rumah, mobil,
pakaian, kebiasaan mempergunakan benda-benda serba lux dan sebagainya. Suatu hal
yang perlu diperhatikan adalah bila seseorang sudah menduduki lapisan atas maka
ukuran lainnya kadang-kadang bermukim pula pada daerah yang elit, bukan di
lokasi yang murahan, karena ia memang sudah kaya menyebabkan kesempatannya
untuk menjadi seorang sarjana yang memiliki ilmu pengetahuan lebih besar pula.
2.
Demikian juga ukuran kekuasaan, siapa yang memiliki wewenang
terbesar atau pangkat yang tertinggi menempati lapisan teratas. Ini jelas terlihat dalam upacara resmi (protokoler) bahwa gubernur mempunyai kekuasaan yang lebih besar
dari bupati sehingga dalam suatu acara jelas terlihat bahwa gubernur lebih
dihargai dari bupati.
3.
Ukuran kehormatan adalah orang yang paling dihormati dan
disegani masyarakat perdesaan dan biasanya tokoh-tokoh non formallah yang
mendapat tempat sebagai orang dihormati, termasuk para ulama, tokoh adat,
pejuang dan sebagainya. Karena merekalah yang telah berjasa pada masyarakat.
4.
Ilmu pengetahuan dapat dijadiakan sebagai alat ukuran oleh
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akibatnya tak jarang yang
dijadikan sebagai alat ukurannya bukanlah kualitas pengetahuannya, tetapi gelar
keserjanaannya yang dijadikan sebagai alat ukurannya. Karena itu pulalah orang
selalu berusaha mengejar gelar serjana yang kadang-kadang dengan cara yang
ilegal.
Kriteria pelapisan
sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan. Oleh sebab itu, boleh jadi masih ada ukuran lain
yang membuat seseorang menempati strata tertentu dalam masyarakat.
Ø
Silahkan Anda renungkan kriteria apalagi yang membuat
seseorang menempati posisi tertentu dalam masyarakat.
Ø
Apakah sama kriteria seseorang yang menempati posisi teratas
dan sebagainya antara masyarakat desa dan kota.
Masih ada
pembicaraan lain menyangkut sistem berlapis-lapis dalam masyarakat, yaitu
unsur-unsur lapisan dalam masyarakat itu sendiri. Adapun yang dimaksud dengan
unsur-unsur tersebut adalah status dan peranan sosial. Oleh sebab itu untuk
memperjelas dan memperdalam pengetahuan mengenai staratifikasi sosial dalam
masyarakat perlu diketahui masalah status dan peranan tersebut.
C.
Status dan Peranan
Sosial (Kedudukan, Roleperanan)
Melanjutkan
pembicaraan tentang kedudukan, berarti kita telah membicarakan “unsur-unsur
lapisan dalam masyarakat”. Unsur-unsur itu terdiri atas kedudukan (strata) dan peranan (role). Status dapat diberi batas sebagai
suatu kedudukan di dalam suatu sistem kemasyarakatan yang sama sekali tidak
tergantung para pelaku tersebut. Sedangkan peranan dapat dikatakan sebagai
bagian dari pada suatu status yang terdiri dari suatu/sekumpulan noema-norma
sosial. Norma-norma tersebut sedikit banyaknya terintregasi dalam membentuk
suatu peranan.
Di dalam suatu
sistem sosial mesti terdapat berbagai macam kedudukan/status, seperti misalnya
suami-istri, anak laki-laki atau anak perempuan. Hal ini merupakan konsekuensi
logis dari adanya dua orang atau lebih di dalam setiap sistem sosial
kemasyarakatan. Yang dimaksud dengan sistem sosial adalah pola-pola yang
mengatur timbal balik antara individu itu dalam masyarakat serta hubungan
individu dengan masyarakatnya dan sebaliknya.
Kembali pada
pembicaraan kedudukan atau status seseorang sangat menentukan sifat dan tingkat
kewajiban serta tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Selain itu menentukan
pula hubungan atassan-bawahan terhadap anggota-anggota lain dalam lapisan
masyarakatnya. Status jangan disamakan artinya dengan individu yang menduduki
tempat tertentu, karena status adalah seperangkat tanggung jawab, kewajiban
serta hak-hak yang sudah ditentukan dalam suatu masyarakat. Ketentuan itu
berkaitan dengan suatu kedudukan tertentu yang dimaklumi dan diakui oleh
masyarakat seperti misalnya dalam keluaga. Didalam keluarga status suami atau
istri dikaitkan dengan hak-hak dan kewajibannya. Sekalipun akibat pengertian
yang keliru tentang pengertian status suami istri dalam masyarakat rumah tangga
menjadi kabur.
Seorang atau
individu dapat memperoleh status tertentu dalam
masyarakat dengan dua cara yang berlaku umum yaitu :
Diperoleh secara otomatis (ascribet statuses)
Doperoleh melalui usah ( achieved status)
1.
Status yang diperoleh secara otomatis, pada umumnya
diperoleh pada saat ia dilahirkan tanpa harus berusaha untuk memperoleh status
itu. Misalnya anak seorang bangsawan akan memperoleh gelar bangsawan,status
yang diperoleh dengan demikian, bukan saja terdapat dalam masyarakat feodal
atau warga berkasta saja yanga yang bersifat tertutup ( closed social
stratification), tetapi ditemukan juga dalam masyarakat terbuka, yaitu lahirnya
anak laki-laki dalam suatu keluaraga tertentu (misalnyadalam keluaga tapanuli).
Karena anak laki-laki memperoleh status yang sangat penting dalam keluaga.
2.
Status yang diperoleh melalui hasil usaha, (achieved statuses) umumnya hanya bisa
diperoleh sesudah sesorang berusaha ataunsetidak-tidaknya setelah ia
menjatuhkan pilihannya terhadap sesuatu. Misalnya setiap orang dapat menjadi dosen, guru,pengacara, hakim,
petani dan sebagainya asalkan ia memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu
untuk meraih status tadi. Pada tempat-tempat tertentu sering atau diperlukan
adanya persaingan untuk mencapai status ini. Sudah menjadi rumus yang umum
bahwa semakin kompleks suatu masyarakat semakin banyak kesempatan pada setiap
individu untuk memperoleh atau memiliki aneka ragam atatus.
Setiap kedudukan
atau status melekat pada aturan-aturan tertentu sebagai petunjuk bagi
hubungan-hubungan sosial bagi orang-orang yang mendudukinya. Pola tingkah laku
yang diharapkan dari pemegang status itu dinamakan “peranan”(rola). Ini berarti bahwa apabila
seseorang, telah melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sasuai dengan statusnya
itu berarti ia menjalankan suatu peranan.
Antara status dengan peranan tidak dapat dipisahkan tak ada
peranan tanpa status, begitu pula tak ada status tanpa peranan. Jika ada
pemisahan antara status dengan peranan hanyalah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, sebagainya upaya dalam mempelajarinya saja. Di dalam setiap
masyarakat, sudah ditentukan peranan-peranan sosial yang mesti dimainkan oleh
seseorang yang menduduki status tertentu dan juga dapat diramalkan tingkah laku
individu di dalam mengikuti pola yang dibenarkan sesuai dengan peranannya
masing-masing pada waktu berintraksi dengan masyarakat. Oleh sebab itu yang dinamakan
penampilan peran status (status of role
performancei) ialah proses menunjukkan atau menampilkan dari posisi status
dan peranan (status-rola position),
sebagai unsur-unsur struktur di dalam sistem sosial.
Peranan-peranan sosial saling berpadu sedemikian rupa
sehingga saling tunjang timbal balik di dalam hal-hal yang berkaitan dengan
tugas, hak dan kewajiban. Misalnya peranan suami isteri, tuan dan hamba,
majikan dan buruh, guru dan murid, dokter dan pasien dan sebagainya. Setiap
peranan bertujuan agar individu yang menjalankan peranannya terhadap
orang-orang yang ada kaitannya dengan peranannya tersebut, berhubungan menurut
nilai-nilai sosial yang diatur dan ditaati oleh kedua belah pihak, seperti
nilai-nilai paedagogis antara guru dan murid, nilai keagamaan antara masyarakat
dan ulama, nilai hygienis antara dokter dan pasiennya. Bila nilai-nilai itu
tidak terpenuhi oleh individu, maka timbullah gejala perasaan tertekan dalam
dirinya karena tidak melaksanakan sesuai peranan yang diberikan oleh masyarakat
padanya. Gejala yang seperti ini disebut dengan role distance.
Adanya perasaan tertekan dalam diri individu itu melahirkan
interaksi tertentun dalam kehidupan sosialnya. Di sini muncullah berbagai
interaksi sosial sebagai bentuk umum dan proses sosial dalam masyarakat. Dalam
kondisi yang demikian juga akan muncul dua sikap yang dapat merugikan
pertumbuhan dan perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Kedua sikap
dimaksud ialah prasangka dan diskriminasi.
D.
Interaksi Sosial
Sebagai Proses Sosial
Interaksi sosial adalah bentuk umum dari proses sosial.
Proses-proses sosial sosial procese diartrikan
sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama manusia,
melipiti cara-cara berhubungan yang dilihat apabila perorangan dan
kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem, serta
bentuk-bentuk hubungan itu, dan perubahan. Perubahan apa yang terjadi sehingga
hubungan itu menjadi goyah dan sebagainya.
Luas dan dalamnya pembicaraan proses sosial ini, maka
pembahasannya dipadakan pada segi-segi umum proses sosial saja disebut dengan
interaksi sosial. Interaksi sosial menjadi syarat pokok terwujudnya aktifitas
soail. Sebab interaksi sosial merupakan
hubungan antara individu denagn individu, antara individu dengan
kelompok maupun antara kelompok dengan kelompok. Interaksi bermula pada saat
dua individu bertemu saling menegur, berjabat salam, saling berbicara atau
bahkan diiringi dengan pertengkaran dan berkelahi.
Suatu interaksi
sosial dapat terjadi apabila ada kontak sosial dan komunikasi. Dari sinilah
dapat tercipta suatu kerjasama (cooperation),
persaingan (conflik). Pertikaian
(conflik) ini, walaupun berlangsung lama atau singkat saja, tetapi tidak
bersipat kekal. Karena suatu waktu konflik tersebut akan dapat suatu penyelesai
dan terjadilah integrasi kedua belah pihak. Selesainya pertikaian ini tersebut
dengan istilah akomodasi (accomodation).
Secara ringkas
bentuk-bentuk interaksi sosial dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Kerjasama (cooperation),
adalah bentuk interaksi sosial untuk mencapai suatu tujuan bersama, yaitu
terdapatnya saling bantu membantu, tolong menolong yang biasanya hal ini
terdapat tercapai karena adanya pandangan umum yang sama atau komunikasi.
2.
Persaingan (conventiton)
adalah bentuk perjuangan sosial yang terjadi antara dua belah pihak untuk
mencapai keuntungan yang bersifat pribadi maupun kelompok. Bentuk bersaingan
ini antara lain :
Ø
Untuk memperoleh status tertentu dalam masyarakat
Ø
Persaingan dalam bidang kebudayaan
Ø
Persaingan karena perbedaan ras dan sebagainya.
3.
Pertikaian (conflik)
merupakan interaksi masyarakat yang berusaha saling menjatuhkan, menghanjurkan
antara satu pihak dengan pihak lainnya. Hal ini disebabkan karena individu atau
kelompok berusaha untuk mmencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan
dengan kekerasan. Di antara faktor penyebab pertikaian ini antara lain :
Ø
Perbedaan pendirian
Ø
Perbedaan kebudayaan
Ø
Perbedaan kepentingan.
4.
Akomodasi (accomodation)
menunjukkan suatu keadaan bahwa suatu pertikaian telah mendapat
penyelesaiaannya, sehingga suatu konflik menjadi tenang kembali meskipun
mungkin perbedaan-perbbedaan itu tetap ada. Akomodasi membuka jalan tercapainya
asimilasi yang ditandai dengan adanya usaha-usaha perorangan ataupun perkelompok.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadi suatu asimilasi adalah :
Ø
Adanya sikap toleransi kelompok-kelompok dengan kebudayaan
yang berbeda.
Ø
Adanya kesempatan-kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi,
politik, memperoleh status dan sebagainya.
Ø
Adanya sikap harga menghargai
Ø
Setiap tindakan tidak merugikan yang lain yakni saling
menguntungkan.
Ø
Perkawinan campuran
Ø
Adanya sikap keterbukaan dan lain-lain.
Dengan singkat
dapat dikatakan bahwa proses assimilasi asalah proses mengakhiri kebiasaan lama
sekaligus menerima kehidupan yang baru dan tercapainya integrasi normatif yang
berarti terwujudnya sikap kebersamaan dalam kelompok. Assimilasi kebudayaan :
proses perubahan pola kebudayaan untuk menyesuaikan diri dengan mayoritas (assimilation cultural).
E.
Massa dan Kerumunan
Massa merupakan
kelompok manusia yang mengambil bagian dalam issue, intrest, masalah,
kepentingan yang sama tetapi tidak memerlukan pendapat yang sama, serta tidak
perlu berdekatan secara phisik. Karena itu dapat dikatakan bahwa massa berbeda
sekali dengan kerumunan. Pada kerumunan masih terdapat kesatuan berupa kumpulan
individu-individu pada waktu bersamaan dalam suatu tempat meskipun secara
kebetulan. Sebaliknya massa adalah sebagai kelompok yang tidak merupakan satu
kesatuan.
Interaksi pada
massa bisa terjadi secara tidak langsung, yakni malalui alat komunikasi,
misalnya melalui pembicaraan-pembicaraan yang berantai, desas-desus, pers,
radio, televisi, film dan sebagainya. Sehingga memungkinkan suatu massa
mempunyai pengikut yang luas dan besar jumlahnya. Oleh karena pengikut suatu
massa cukup besar menyebabkan tidak terdapat pusat perhatian yang tajam, karena
itupula lah tidak ada kesatuan padanya. Setiap aksi dari masssa biasanya
diprakarsai dan didorong oleh keinginan individual, seperti pemungutan suara
dalam suatu pemilihan umum. Individu-individu dalam hal ini masih memiliki
status sosial yang sesungguhnya dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi
dibandingkan dengan suatu kerumunan.
Jika kerumunan
tingkah laku yang terdapat di dalamnya merupakan peri kelakuan kolektif, makka
pada massa yang menonjol adalah peri kelakuan individual. Kemudian upaya yang
mudah dilakukan untuk mengumpulkan massa umumnya adalah dengan mengaitkan
sesuatu persoalan dengan nilai-nilai sosial masyarakat atau tradisi masyarakat
yang bersangkutan. Bisa juga dengan mempergunakan atau menyiarkan pemberitaan
yang palsu yang dapat mengundang intrest massa.
Hal-hal yang
penting dalam massa adalah :
Ø
Keanggotaan berasal dari lapisan masyarakat.
Ø
Massa tersusun dari kelompok atau individu-individu yang
anonim.
Ø
Interaksi antara anggota-anggotanya atau bertukar pengalaman
sangat sedikit sekali.
Ø
Tidak bisa bertindak secara bulat atau sebagai suatu
kesatuan seperti halnya kerumunan.
Kemudian mengenai
kerumunan dapat dibedakan menurut bentuknya sebagai berikut:
Ø
Khalayak penonton yang formal.
Ø
Kelompok ekspressif yang direncanakan.
Kedua bentuk
kerumunan tersebut disebut juga dengan kerumunan yang berarti kulasi dengan
struktur sosial. Selain itu ada lagi kerumunan yang bersifat sementara, yaitu :
Ø
Kumpulan/kerumunan yang kurang menyenangkan.
Ø
Kerumunan orang-orang dalam keadaan panik.
Ø
Kerumunan penonton.
Kemudian ada lagi
kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum yaitu :
Ø
Kerumunan yang emosional
Ø
Kerumunan yang immoral.
F.
Elite dan Massa
Istilah elite
menunjuk kepada sekelompok orang-orang dalam masyarakatg yang menempati
kedudukan tinggi. Elite sebagai kelompok orang berada pada jumlah yang
minoritas yang memiliki kualifikasi tertentu. Fungsi dan eksistensi dari pada
elit adalah sebagai penentu dan berperan dalam masyarakat. Oleh karena itu
kelompok elit ini adalah sebagai kelompok yang berkualitas dan kelompok
penentu.
Kelompok ini banyak
berperan dalam mengemban fungsi-fungsi sosial. Kerena itu kelompok ini sangat
menentukan dalam masyarakat. Secara garis besar kelompok elit dapat dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu :
Ø
Elite politik (elit yang berkuasa mencapai tujuan).
Ø
Elite ekonomi, yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam
bidang ekonomi.
Ø
Elite agama, pendidik dan pemuka-pemuka masyarakat.
Ø
Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologid.
Golongan elit
sebagai minoritas memiliki penampilan sebagai berikut :
Ø
Elite menduduki posisi penting, dan cenderung merupakan
poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Ø
Faktor utama yang menentukan kedudukan kelompok elite ini
adalah keunggulan dan keberhasilan serta kemampuan yang dimilikinya.
Ø
Mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar atas dasra
usaha dan pekerjaannya.
Kelompok elite
sebagai penentu dan yang banyak peranannya dalam mengemban fungsi sosial
terlihat pada ;
Ø
Lambang-lambang kolektif yang merupakan pencerminan kehendak
masyarakat. Dalam hal ini kelompok elite berperan sebagai pengambil keputusan,
pendukung kekuatan dan bahkan dapat menjadi proto type dari masyarakatnya.
Ø
Pada lembaga politik, berperan dalam memajukan kehidupan
masyarakat dan juga dalam mempengaruhi massa.
Ø
Berperan dalam hal moral dan solidaritas kemanusiaan baik
dalam pengertian sosialisme maupun pengertian universal.
Ø
Berperan dalam memenuhi kebutuhan pemuasan intrinsik bagi
manusia khususnya terhadap reaksi-reaksi yang emosional.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
keterangan-keterangan di atas dapat kita ambil beberapa simpulan :
1.
Stratifikasi sosial adalah sosiologi yang menunjukkan adanya
sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
2.
Stratifikasi sosial dapat dapat diketahui dengan mengetahui
kriteria atau ukuran untuk dapat menggolongkan masyarakat dengan dasar
terjadinya lapisan masyarakat, yaitu :
Ø
Ukuran kekayaan
Ø
Ukuran kekuasaan
Ø
Ukuran kehormatan
Ø
Ukuran ilmu pengetahuan.
3.
Unsur-unsur lapisan masyarakat terdiri atas kedudukan (strata) dan peranan (role). Status/kedudukan dapat diberi
batas sebagai suatu kedudukan didalam suatu kemasyarakatan. Peranan dapat
dikatakan sebagai bagian dari pada suatu status/keudukan yang terdiri dari
suatu/sekumpulan norma-norma sosial.
4.
Interaksi sosial adalah bentuk umum dari proses sosial, yang
diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama
manusia.
B.
Saran
Dari makalah kami ini
mungkin banyak sekali terdapat kesalahan, baik dari segi penulisannya maupun
pengertiannya. Seperti kata pujangga “tiada gading yang tak retak”. Jadi kami
harapkan kritik dan saran nya yang bersifat membangun, sebagai perbaikan untuk
makalah-makalah selanjutnya. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima
kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar