BAB II
PEMBAHASAN
SUMBER-SUMBER DATA PENELITIAN KUALITATIF
2.1 Pengertian Sumber Data
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian
adalah ketersediaan sumber data. Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation
(menerangkan, menjelaskan), karena itu bersifat to learn about the people
(masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifat understanding
(memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to learn
about the people (masyarakat sebagai subyek). Yang dimaksud sumber
data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.[1] Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan yang ada yang
berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat, keterangan yang
benar, dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran dan penyelidikan.[2].
Dalam pengertian lain, data adalah semua keterangan
seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen,
baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian.
Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan benda nyata,
sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun
kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh.
Bila dalam pengumpulan data menggunakan kuisioner atau wawancara maka sumber
datanya adalah responden. Bila dalam pengumpulan data menggunakan observasi
maka sumber datanya adalah benda, gerak atau proses sesuatu. Bila dalam
pengumpulan data menggunakan dokumen maka sumber datanya adalah dokumen dan
catatan.
Sumber data statistik dapat diperoleh dari manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan gejala atau peristiwa yang terjadi disekitar
kita. Data dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti dari pihak yang bersangkutan
atau disebut juga sumber primer, atau data diperoleh dari pihak lain (pihak ke
dua) atau disebut juga sumber sekunder. Dibawah ini diberikan contoh tentang
sumber data.
1.
Sumber data dalam bentuk benda nyata antara lain :
a. Barang hidup misalnya : manusia, hewan,
tumbuhan;
b. Barang mati misalnya: rumah, sepeda, saluran
irigasi, jembatan, pesawat.
2.
Sumber data dalam bentuk abstrak antara lain :
a. Perasaan, kepercayaan;
b. Kekuatan supra natural.
3.
Sumber data dalam bentuk peristiwa/gejala antara lain :
a. Gejala alami misalnya : tanah longsor, banjir,
gerhana matahari;
b. Gejala non alami misalnya : meningkatnya
kenakalan remaja, meningkatnya persatuan dan kesatuan bangsa, budaya membaca
pada anak.
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
menentukan kekayaan data yang diperoleh. jenis sumber data terutama dalam
penelitian kualitatif dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut ”responden”,
yaitu orang yang memberikan “respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta
atau ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis
nara sumber sangat penting, bukan skedar memberi respon, melainkan juga sebagai
pemilik informasi. Karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan
informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subyek yang
diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil
tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
2.
Peristiwa Atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui
pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini, peneliti bisa mengetahui proses
bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara
langsung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat
melakukan cross check terhadap informasi verbal yang diberikan oleh
subyek yang diteliti.
3.
Tempat Atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau
permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi
tentang kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali
lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang dilakukan bisadigali lewat
sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun tempat maupun lingkungnnya.
4.
Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang
berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan
rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base surat-surat rekaman
gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.[3]
2.2 Sumber-sumber Data Kualitatif
Sumber data kualitatif adalah sumber data yang
disuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”, misalnya: banyak-sedikit, tinggi-rendah,
tua-muda, panas-dingin, situasi aman-tidak aman, baik-buruk. Agar data
tersebut dapat dianalisis dengan metode statistik maka data kualitatif harus
ditransformasikan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Agar usaha
mentransformasikan nilai tersebut terlepas/bebas dari subyektifitas diperlukan
penguasaan bidang ilmu yang bersangkutan. Contoh : suatu kasus pencurian
sepeda motor dikatakan kecil apabila jumlah pencurian antara 1-4 tiap hari,
dikatakan besar apabila pencurian antara 5-10 tiap hari. Sumber data
dalam penelitian kualitatif ada 2 (dua), yaitu sumber data primer dan sumber data skunder.
2.2.1
Sumber
Data Primer
Data
primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang melihat dan
terlibat langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data primer
merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui
media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru
yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti
harus mengumpulkannya secara langsung.[4]
Dalam
pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui, yaitu:
a. Kerahasiaan, kerahasiaan mencakup mengenai
apakah tujuan penelitian untuk diketahui oleh responden atau tidak.
Merahasiakan tujuan penelitian dilakukan bertujuan agar para responden tidak
memberikan jawaban-jawaban yang biasa dari apa yang kita harapkan;
b. Struktur, struktur berkaitan dengan tingkat
formalitas (resmi), atau pencarian data dilakukan secara terstruktur atau tidak
terstruktur. Pencarian dilakukan secara terstruktur jika peneliti dalam mencari
data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner dengan pertanyaan yang sudah
dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu dilakukan secara
tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan dengan cara tidak
terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau terstruktur;
c. Metode Koleksi, metode koleksi menunjuk pada
sarana untuk mendapatkan data. Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode
dan instrumen tertentu.[5]
Misal cara mengumpulkan data melalui wawancara.
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpul data merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen
dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman
wawancara, camera photo dan lainnya.[6]
Ada beberapa metode dalam mengumpulkan/mendapatkan data primer antara lain :
1. Metode Interview/wawancara
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula.[7]
Menurut Supardi metode wawancara adalah “proses tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan, dimana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan”.[8] Wawancara
pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan seorang peneliti untuk
memperoleh pemahaman secara holistik mengenai pandangan atau perspektif (inner
perspectives) seseorang terhadap isu, tema atau topik tertentu.
Subyek (responden) adalah orang yang paling tau tentang
dirinya sendiri. Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak
terstruktur. wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabanpun telah disiapkan. Sedangkan wawancara Tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.
Dari beberapa defenisi dan penjelasan diatas dapat
diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
a.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subjek penelitian;
b.
Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau
hubungan dengan responden;
c.
Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat
kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan
dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden.
d.
Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau
sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara atau memerlukan
penerjemahan.[9]
Ada beberapa langkah dalam persiapan
untuk melakukan wawancara, diantaranya :
a.
Jelaskan kerangka wawancara kepada subjek yang meliputi hal-hal berikut:
isu apa yang akan dibahas, dan mengapa
isu itu diangkat, untuk apa informasi digunakan, apa di balik itu, bagaimana
wawancara akan dilakukan, siapa yang akan melakukan wawancara, siapa yang harus
ada dalam wawancara, di mana dan berapa lama wawancara dilakukan;
b.
Ciptakan atmosfir yang baik, yang meliputi :
·
Bersikap rileks, (atau setidaknya timbulkan kesan rileks);
·
Mencoba memahami pesan lawan bicara, apapun yang disampaikan merupakan
informasi bermakna;
·
Berikan lawan bicara ruang untuk mengeluarkan pandangannya
c.
Berikan kesempatan wawancara untuk berkembang dengan cara :
·
Menanyakan pertanyaan pendek dan mudah sehingga memungkinkan subjek
mengembangkan jawaban secara mendetail;
·
Jangan menanyakan pertanyaan wawancara seperti pertanyaan penelitian, dengan
kata lain, tidak menanyakan pertanyaan teoretik atau konseptual. Cukup
menanyakan hal-hal faktual yang diketahui dan dipahami subjek.
d.
Gunakan bahasa yang wajar, dan berlaku dalam lingkungan di mana wawancara
dilakukan, sehingga mudah dipahami.[10]
Didalam pelaksanaan metode wawancara, ada beberapa
keunggulan dan juga kelemahan metode ini, antara lain :
METODE WAWANCARA
|
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Peneliti dapat membantu menjelaskan lebih,
jika ternyata responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan
ketidakjelasan pertanyaan
|
Biaya
lebih besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa
daerah terpisah
|
Peneliti dapat mengontrol jawaban responden
secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang
diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses wawancara.
|
Responden mungkin meragukan kerahasiaan
informasi yang diberikan
|
Peneliti dapat memperoleh informasi yang
tidak dapat diungkapkan dengan cara kuesioner ataupun observasi. Informasi
tersebut misalnya, jawaban yang sifatnya pribadi dan bukan pendapat kelompok,
atau informasi alternatif (grapevine) dari suatu kejadian penting
|
Responden bisa menghentikan wawancara
kapanpun
|
Penelitian memperoleh rata-rata jawaban yang
relatif tinggi dari responden.
|
Membutuhkan waktu yang lama
|
2. Metode Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun
juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi,
kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden
yang tidak terlalu besar.[11] Disamping
wawancara, penelitian juga melakukan metode observasi. Observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak
dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.[12] Menurut
Supardi “Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”.[13]
Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat
diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk
ditafsirkan secara ilmiah. Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai
proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.[14] Secara umum bentuk-bentuk observasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a.
Observasi Partisipan, observasi partisipan adalah apabila observer (orang
yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek
yang diobservasi.[15]
b.
Observasi Non Partisipan, merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa
ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan
sebagai pengamat.[16]
Sedangkan M. Burhan mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:
a.
Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
b.
Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya
berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
c.
Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim
peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.[17]
Dalam sebuah penelitian, pengambilan data dengan
menggunakan metode observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a.
Observasi terbuka, pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan
tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga
antara responden dengan peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar;
b.
Observasi tertutup, pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan
misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak diketahui responden yang
bersangkutan. Model observasi tertutup ini, pada umumnya untuk mengantisipasi
agar reaksi responden dapat berlangsung secara wajar dan tidak dibuat-buat,
sehingga peneliti dapat memperoleh data yang diinginkan;
c.
Observasi tidak langsung, pada kondisi ini peneliti dapat melakukan
pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak hadir secara langsung di
tengah-tengah responden. Observasi tidak langsung ini semakin banyak dilakukan,
sesuai dengan kemajuan teknologi komunikasi canggih, seperti penggunaan
telepon, televisi jarak jauh, dan jasa satelit komunikasi yang dapat digunakan
dalam dunia penelitian.
3. Metode Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya disebut angket berisi
sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden[18]Responden
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
persepsinya. Menurut Sugiyono kuisioner adalah usaha mengumpulkan informasi
dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan secara tertulis, untuk dijawab secara
tertulis pula oleh responden.[19] Kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan/seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya
jawab dengan responden.[20] Daftar
pertanyaan (kuisioner) adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan
untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis system untuk mengumpulkan
data dan pendapat dari para responden yang telah dipilih. Daftar pertanyaan ini
kemudianakan dikirim kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan
pendapat mereka.[21]
Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu
bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu
diperhatikan beberapa hal. Diantaranya :
a. Sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada
pengantar atau petunjuk pengisian;
b. butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas
menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak
terlalu panjang.
c. Untuk setiap pertanyaan atau pernyataan
terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon
dari responden secukupnya.
Meskipun
terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
angket menurut Sugiyono antara lain :
·
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban;
·
Bahasa
yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin
menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden
yang tidak mengerti bahasa Inggris;
·
Tipe
dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.[22]
2.2.2 Sumber Data Skunder
Data skunder merupakan pendekatan penelitian yang
menggunakan data-data yang telah ada, selanjutnya dilakukan proses analisa dan
interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian.[23]
data ini didapat dari sumber ke dua atau melalui perantaraan orang. Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
1.
Pemahaman masalah, data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung
untuk memahami masalah yang akan kita teliti;
2.
Penjelas masalah, data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah
dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data
sekunder yang tersedia;
3.
Formulasi alternatif, alternatif penyelesaian masalah yang layak sebelum
kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternatif lain;
4.
Solusi masalah, data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu
mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat
memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita
teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja..
Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.[24] Ada beberapa kriteria dalam mengevaluasi data sekunder, antara lain :
1.
Waktu keberlakuan, apakah data mempunyai keberlakuan waktu. Jika saat
dibutuhkan data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan
digunakan lagi untuk penelitian kita;
2.
Kesesuaian, apakah data sesuai dengan kebutuhan kita, kesesuaian
berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang sedang
diteliti.;
3.
Ketepatan, apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang dapat
mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data dapat dipercaya, bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data tersebut;
4.
Biaya, berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut, jika biaya
jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya.[25]
Salah satu metode dalam pengumpulan data skunder adalah
dukumen, Dukumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan
suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dukumen
tertulis seperti arsip, database, surat-surat, rekaman, gambar, benda-benda
peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa. Banyak peristiwa yang telah
lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar dukumen atau arsip. Data
dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human
resources, melalui observasi dan
wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human
resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Menurut Sugiyono
(2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian
kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan/menggunakan studi dokumen
ini dalam metode penelitian kualitatifnya.[26]
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting
dalam kegiatan penelitian dan dilakukan setelah peneliti selesai membuat desain
penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Secara teori proses
pengambilan data memegang peranan penting dalam menentukan validitas hasil
penelitian. Oleh karena itu, dalam teori validitas, hasil riset tidak akan
mempunyai validitas tinggi, jika peneliti melakukan kesalahan dalam pengambilan.
Kesalahan dalam pengambilan data primer akan berakibat secara langsung dalam
hasil analisa yang tidak sesuai dengan masalah yang akan dijawab sehingga hasil
studi akan menghasilkan kesimpulan yang salah.
Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita
memerlukan beberapa alternatif lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam
memunculkan beberapa alternatif lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah
yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka
peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah. Data sekunder disamping
memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data
sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak
jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya
didasarkan pada data sekunder saja. Sumber-sumber data penelitian kualitatif
dapat digambarkan sebagai berikut :
3.2 Kritik & Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam
upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik
ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu
yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar Bahasa Indonesia,
Edisi II, Jakarta :
Balai Pustaka, 1997.
Nawawi, Hadari, Metode
Penelitian Bidang Sosial,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011.
Nur, Sunardi, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011.
Sekaran, Uma, Metodologi
Penelitian. Jakarta : Salemba
Empat, 2006.
Supardi, Metodologi
Penelitian, Mataram :
Yayasan Cerdas Press, 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta, 2005.
Burhan, M, Penelitian Kualitatif: Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2007.
Sutopo, Metode
Penelitian Kualitatif,
Surakarta: UNS Press, 2006.
http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/ diunggal pada tanggal 26-03-2013
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/,diunggah pada tanggal 26-03-2013
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/,diunggah pada tanggal 26-03-2013
[2] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus
besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997, hal : 324
[4] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011, hal : 117
[7] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2011, hal : 112
[9] Dikutip dalam sebuah situs : http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/ diunggal pada tanggal 26-03-2013
[10] Uma Sekaran, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006, hal : 47, lihat juga Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu
Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011, hal : 91
[12] Dikutip dalam sebuah
situs : http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[17] M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2007, hal :
115-117
[21] Dikutip dari sebuah situs : http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[23] Dikuti dari sebuah situs : http://winbiewimpie.blogspot.com/2012/11/jenis-dan-sumber-data.html, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[25] http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar