BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998)
menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam
bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga
siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga
dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.
Ausubel berpendapat bahwa pada
tingkat belajar yang lebih tinggi, siswa tidak selalu harus mengalami sendiri.
Siswa akan mampu dan lebih efisien memperoleh informasi sebanyak-banyaknya
dalam tempo yang sesingkat-singkstnya. Yang penting siswa dikembangkan
penguasaannya atas kerangka konsep-konsep dasar atau pola-pola pengertian dasar
tentang sesuatu hal sehingga dapat mengorganisasikan data, informasi, dan
pengalaman yang bertalian dengan hal tersebut. Sedangkan diantara aliran-aliran
psikologi belajar yang sangat berpengaruh dalam strategi pembelajaran
ekspositori adalah teori belajar Behavioristik. Aliran belajar
behavioristik lebih menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku manusia pada
dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon, oleh karenanya dalam
implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan factor penting.[1]
1.2
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang masalah yang penyusun kemukakan, maka ada
baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Agar pembahasan tidak lari dari sub judul.
Rumusan masalahnya antara lain :
ü Pengertian strategi pembelajaran Ekspositori
ü Konsep dan prinsip strategi pembelajaran
Ekspositori
ü Prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran
Ekspositori
ü Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran
Ekspositori
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalh ini antara lain :
ü Mahasiswa mengerti dan memahami pengertian strategi pembelajaran ekspositori
ü Mahasiwa mampu memberikan gambaran mengenai implikasi strategi
pembelajaran ekspositori
ü Mahasiswa memahami konsep dan prinsip pembelajaran ekspositori
ü Mahasiswa mengetahui prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran
ekspositori
ü Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran
ekspositori
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
2.1.1
Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan usaha untuk
memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia
pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David,
1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.[2]
Kemp
(1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efesien.[3] .
Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran
juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat
prestasi yang terbaik. Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.[4] Strategi
pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur,
guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi
yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian
pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi
pengelolaan pembelajaran.[5]
Dari beberapa defenisi yang
dikemukakan penyusun diatas. Dapat disimpulkan bahwa, “strategi pembelajaran
adalah sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain secara
khusus (baik metode, pemanfaatan berbagai sumber daya) untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Misal strategi pembelajaran yang berbentuk metode, untuk
melaksanakan strategi pembelajaran ekspositori dapat digunakan metode ceramah
sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia, termasuk menyediakan dan menggunakan media pembelajaran.[6]
2.1.2 Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
Istilah
ekspositori berasal dari konsep eksposisi yang berarti memberi penjelasan.
Dalam konteks pembelajaran, ekspositorii merupakan strategi yang dilakukan guru
untuk mengatakan atau menjelaskan fakta-fakta, gagasan-gagasan dan
informasi-informasi penting lainnya kepada para pembelajar. Metode ekspositori
adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih
dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan
contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi,
tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru
secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran
mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.[7]
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai strategi ekspositori, antara lain :
a.
Menurut
Wina Sanjaya, ”Strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu diantara
strategi pembelajaran yang menekankankan kepada proses bertutur. Materi
pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini
adalah menyimakdan mendengarkan materi yang disampaikan guru.[8]
b.
Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan “ Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak
dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakanakan sudah jadi.
Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.[9]
c.
Roy
Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan
bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap
sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.
Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.[10]
Dari beberapa defenisi yang
dikemukakan para ahli diatas, penyusun menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran
ekspositori adalah ” strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal”.
2.1.3
Krakteristik Strategi Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik
strategi ekspositori di antaranya :
Strategi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.
Biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
Tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi
pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa
diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab
dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi
ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan
materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus
utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.
Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.[11]
Metode
pembelajaran ekspositori bertujuan memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah :
ü Menyusun program pembelajaran;
ü Memberi informasi yang benar;
ü Pemberi fasilitas yang baik;
ü Pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar,dan Penilai
prolehan informasi.
2.2
Konsep
& Prinsip Strategi Pembelajaran Ekspositori
2.2.1
Konsep
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi pelajaran secara optimal. Strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “calk and
talk” Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori :
a.
Strategi
ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b.
Biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep terentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c.
Tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.[12]
Strategi
pembelajaran ekspositori akan efektif manakala :
a.
Guru
akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus
dipelajari siswa.
b.
Apabila
guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu,misalnya
agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran,sehingga ia akan dapat
mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
c.
Jika
bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,artinya
dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin
dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi
pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
d.
Jika
ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topic tertentu.
e.
Guru
menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur,biasanya
merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
f.
Apabila
seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu
menjelaskan untuk seluruh siswa.
g.
Apabila
guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan
rendah.
h.
Jika
ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada
siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
i.
Jika
tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.[13]
2.2.2
Prinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak
ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran
bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama
penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.[14]
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip
berikut ini, yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Antara lain :
Berorientasi
pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi
pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui
metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan
pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan
strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru
harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria
pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang
dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.[15]
Hal ini sangat penting untuk
dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol
efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi
pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir
tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu,
atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan
berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus
dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.[16]
Prinsip
Komunikasi
Proses
pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada
proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini
adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan
tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber
pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan. Dalam proses komunikasi,
bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi)
dari sumber pesan ke penerima pesan.
Sistem komunikasi
dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan
secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala
penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan
menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat
menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut
memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima
sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran
yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan
prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang
bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa
mengganggu proses komunikasi.[17]
Prinsip Kesiapan
Siswa dapat
menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita
harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis
untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala
siswa belum siap untuk menerimanya.[18]
Dalam teori konektionisme, “kesiapan” merupakan satu hokum belajar. Inti dari
hokum ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap
stimulus manakala dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya tidak mungkin
setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dia belum
ada kesiapan untuk menerimanya.[19]
Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus
dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih
lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan
tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan
penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk
bertutur atau menyampaikan mated pelajaran.[20]
2.2.3
Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Sebelum diuraikan tahapan penggunaan strategi ekspositori terlebih dahulu
diuraikan beberapa hal yang harus dipahami setiap guru yang akan menggunakan
strategi ini. Antara lain :
Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk
perubahantingkah laku yang spesifik yang berorientasi pada hasil belajar.
Malalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dala menyimak materi
pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan stratergi
ini.
Kuasai materi pelajaran dengan baik
Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru
meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan bebas bergerak,
berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat
menggangu jalannya proses pembelajaran.[21]
Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi
proses penyampaian
Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang dapat mengganggu proses
penyajian materi pelajaran. Yang perlu dikenali adalah pertama, latar belakang
audiens atau siswa yang akan menerima materi pelajaran, misalnya kemampuan
dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan,
minat dan gaya belajar siswa. Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luar dan
besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan
itu sendiri.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, antara lain :
Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran.Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal
yang harus dilakukan dalam langkah persiapan, di antaranya adalah :
ü
Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang
negatif.
ü
Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus
dicapai.
ü
Bukalah file dalam otak siswa.[22]
Pada tahan persiapan,
memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan persiapan, antara
lain :
ü
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif;
ü
Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar;
ü
Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa;
Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan
dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan langkah ini, yaitu:
ü
Penggunaan bahasa;
ü
Iintonasi suara;
ü
Menjaga kontak mata dengan siswa, dan
ü
Menggunakan joke-joke yang menyegarkan.[24]
Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman
siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap
keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah
korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna
untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna
untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat
penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa
akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak
penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses
pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan
membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan
memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.[25]
2.3. Keunggulan dan
Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Baik teori belajar ataupun strategi pembelajaran pastilah
mempunyai keunggulan dan kelebihannya dibandingkan teori ataupun strategi
lainnya. Akan tetapi dibalik itu semua setiap teori belajar/strategi
pembelajaran akan menghadapi dan mengalami beberapa kesulitan yang berdampak
pada kelemahan teori/strategi tersebut.
2.3.1 Keunggulan Strategi
Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi
pembelajaran yang
banyak dan sering
digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa
keunggulan, di
antaranya:
ü
Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa
mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai
sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
ü
Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat
efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
ü
Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa
dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga
sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan
demonstrasi).
ü
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.3.2 Kelemahan
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan,
di antaranya:
ü
Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat
dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara
baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan
strategi lain.
ü
Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan
setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan
bakat, serta perbedaan gaya belajar.
ü
Karena strategi lebih banyak diberikan melalui
ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir
kritis.
ü
Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran
lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk
mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki
siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.[26]
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Aliran psikologi belajar yang sangat mempengaruhi Strategi
pembelajaran ekspositori adalah aliran belajar behavioristik. Terdapat beberapa
karakteristik strategi ekspositori:
1. Strategi ekpositori
dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal.
2. Biasanya materi
pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
3. Tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu
berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, prinsip
berkelanjutan. Adapun prosedur pelaksanaan Strategi Ekspositori adalah rumuskan
tujuan yang ingin dicapai, kuasai materi pelajaran dengan baik, kenali medan
dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian. Didalam strategi
ini terdapat juga keunggulan dan kelemahan pada Strategi Pembelajaran
Ekspositori.
3.2 Kritik & Saran
Dengan adanya Strategi Pembelajaran Ekspositori diharapkan guru dapat
menerapkan strategi ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu juga seorang guru harus
menguasai/ memahami tentang konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan lancar. Selain itu juga seoarang guru harus memahami keunggulan dan
kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori itu, dengan memahami maka guru
dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat menghindari dari kelemahan yang
ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar agar kelemahan itu dapat teratasi.
Dari makalah kami yang singkat ini
mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik
datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa
makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai
sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk
perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Direktorat
Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta :
Dipdiknas, 2008.
2.
Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta
: Kencana Prenada Media, cet-8, 2011.
3.
M.
Chalish, Strategi Pembelajaran
Berbasis Kompetensi, Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2011.
4.
Sunardi
Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung
: Remaja Rosdakarya, 1990
5.
DIkutip
dari sebuah situs : http://iceteazegeg.wordpress.com/2010/09/10/strategi-pembelajaran-ekspositori/ 12-10-2012
[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 178
[2] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 4
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 126
[4] Direktorat Tenaga Kependidikan, hal : 5
[6] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal :
126-127
[7] M. Chalish, Strategi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011, hal : 124
[8] Wina Sanjaya, hal : 178
[9] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 31
[10] Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik
Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 86
[11] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 32
[12] Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik
Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 88. Lihat juga Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta
: Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 179
[13] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 180
[14] M. Chalish, Strategi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011, hal : 128,
lihat juga wina sanjaya, hal : 181
[15] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 33
[16] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 181,
lihat juga Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik
Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 89.
[17] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 33-34
[18] Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik
Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 90
[19] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 182
[20] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 34
[21] M. Chalish, Strategi Pembelajaran
Berbasis Kompetensi, Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2011, hal : 130
[22] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 34
[23] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 185
[24] Ibid, hal : 187-188
[25] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 34-35, lihat juga Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta
: Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 188-190
[26] Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas, 2008, hal : 35-36 , lihat juga Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta
: Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 190-192
Tidak ada komentar:
Posting Komentar