Selasa, 12 November 2013

teori belajar kognitif



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Teori-teori belajar bermunculan seiring dengan perkembangan teori psikologi. Salah satu diantara teori belajar yang terkenal adalah teori belajar behaviorisme dengan tokohnya B.F. Skinner, Thorndike, Watson dan lain-lain. Dikatakan bahwa, teori-teori belajar hasil eksperimen mereka secara prinsipal bersifat behavioristik dalam arti lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur.[1]
Teori-teori pembelajaran berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajaran yang dihasilkan daripada  kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini merupakan azas kepada para pendidik agar dapat memahami tentang cara pelajar belajar. Selain itu, dengan adanya pengetahuan yang menyeluruh tentang teori ini pendidik diharapkan agar dapat menghubungkan prinsip dan hukum pembelajaran dengan kaedah dan teknik yang akan digunakan.
Namun seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, teori tersebut mempunyai beberapa kelemahan, yang menuntut adanya pemikiran teori belajar yang baru. Dikatakan bahwa, teori-teori behaviorisme itu bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan seperti  kinerja mesin atau robot, padahal setiap manusia memiliki kemampuan mengarahkan diri (self-direction) dan pengendalian diri (self control) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak respon jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan dengan kata hati, dan proses belajar manusia yang dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan. Hal ini dapat diidentifikasi sebagai  kelemahan teori behaviorisme.
Untuk itu pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan tulisan-tulisan dalam berbagai literatur, ditemukan bahwa para ahli telah menemukan teori baru tentang belajar yaitu teori belajar kognitif yang lebih mampu meyakinkan dan menyumbangkan pemikiran besar demi perkembangan dan kemajuan proses belajar sebagai  lanjutan dari teori behaviorisme tersebut.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan  membahas  mengenai “Teori Belajar Kognitif dalam Pembelajaran”. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang kompleks dan mementingkan proses belajar

1.2  Rumusan Masalah
Agar pembahasan di dalam makalah ini tidak lari dari sub judulnya, ada baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah apa saja yang akan dijelasakan dan diuraikan. Antara lain :
ü  Pengertian belajar
ü  Pengertian teori belajar kognitif
ü  Tokoh-tokoh teori belajar kognitif
ü  Pandangan teori kognitif dalam pembelajaran

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penyusun menulis makalah ini antara lain :
ü  Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian belajar dan teori belajar
ü  Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan teori belajar kognitif
ü  Mahasiswa dapat mengetahui siapa saja tokoh-tokoh di dalam aliran kognitif
ü  Mahasiswa juga dapat menggambarkan apa saja pandangan teori kognitif didalam pembelajaran, baik dari segi kurikulum, pendidik, anak didik, maupun metode.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar Kognitif
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting, dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan. Pernyataan di atas didukung oleh Gagne dalam buku Ratna Wilis bahwa “Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat diartikan bahwa belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses perubahan perilaku dan pola pikir dari seseorang.[2] Menurut perpektif behavioristik belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkrit.[3] James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.[4]
Dari beberapa pengertian diatas penyusun menyimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar juga dapat disimpulkan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir baik yang berupa pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan- perubahan yang dialami bersifat relatif  permanen atau jangka panjang yang merupakan hasil dari pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.
2.1.2 Pengertian Teori Belajar
Dari dahulu sampai sekarang para ahli psikologi dan pendidikan tidak bosan-bosannya membicarakan masalah belajar. Penelitian demi penelitian sudah pula dilakukan, berbagai teori belajar telah tercipta sebagai hasil kerja keras dari penelitian.[5] Menurut Ratna Wilis “Teori-teori berarti sejumlah proposisi-proposisi yang terintegrasi secara sintatik (artimya, kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan pada data yang diamati) dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati”.[6] Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.[7]
5

Berdasarkan pengertian- pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk membantu dalam memahami pada saat proses pembelajaran. Jadi, teori belajar merupakan proses dimana dalam proses belajar menghasilkan pengajaran yang baik, manjemen yang baik dengan menggunakan teori belajaryang relevan, sesuai dan disukai sehingga tujuan belajar yang diinginkan bisa tercapai.


[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 1997, hal :110
[2] Ratna Wilis, Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, hal : 12-13
[3] Al Rasyidin & Wahyddin Nur,Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan : perdana Publishing,2011, hal :7
[4] Syaiful Bhari Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, cet-3, 2011, hal : 12
[5] Ibid, hal : 17
[6] Ratna Wilis, Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, hal : 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar