Selasa, 12 November 2013

KONSEP EVALUASI PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  latar Belakang Masalah

Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi sudah sering dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian ia sendiridihadapan kaca apakah penampilannya sudah wajar atau belum.

Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini merupakan tanggungjawab guru dalam mengembangkan segala potensi yang ada pada siswa. Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk mengubah tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun oleh guru sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan tingkah laku itu mencakup aspek intelektual.
Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang keefektifan proses belajar serta kemampuan siswa belajar.
Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, karena itu hendaknya dilakukan oleh guru agar dapat memperoleh informasi proses kemajuan belajar siswa dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang berlangsung.  Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, disini kami merumuskan beberapa masalah yaitu:
*      Apakah pengertian evaluasi dan evaluasi pembelajaran..?
*      Bagaimana kedudukan evaluasi dalam pembelajaran..?
*      Apa tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran..?
*      Apa saja prinsip evaluasi pembelajaran..?

1.3  Tujuan Penulisan
adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
*      Untuk mengetahui pengertian evaluasi dan evaluasi pembelajaran;
*      Untuk mengetahui kedudukan evaluasi dalam pembelajaran;
*      Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran;
*      Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran.

















BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.

2.1 Pengertian dan Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Evaluasi
            Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.[1] Banyak sekali pendapat para ahli tentang pengertian evaluasi, diantaranya :
*      Menurut Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian.[2]
*      Nurgiyantoro menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan.[3]
*      Stufflebeam (1971) mengatakan bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.[4]
*      Menurut Zainal Arifin  evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan.[5]
Dari pendapat para ahli diatas serta literature lainnya, penyusun menyimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian yang sistematis serta berkelanjutan untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan.
      Ada beberapa istilah yang sangat erat hubungannya dengan evaluasi, di antaranya :
a.       Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Menurut Nurgiyantoro pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu, misalnya suhu badan dengan ukuran berupa termometer hasilnya 360 celcius, 380 celcius, 390. Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.[6] Menurut Zainal Arifin pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kualitas daripada sesuatu. Kata sesuatu bias berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, dan sebagainya. Dalam proses pengukuran tersebut, tentu seseorang harus menggunakan alat ukur (tes atau non tes).[7]
Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut :
·         Tujuan pengukuran
·         Ada objek ukur
·         Alat ukur
·         Proses pengukuran
·         Hasil pengukuran kuantitatif.
b.      Penilaian
Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kualitatif. Menurut Nurgiyantoro penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh. Jadi penilaian sifatnya kualitatif.[8]
c.       Tes
Istilah tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus. Kekhususan tes dapat dilihat dari konstruksi butir (soal) yang dipergunakan. tes juga dapat diartikan sebagai suatu tugas, tugas yang dipergunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap seseorang.
            Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi, antara lain :
*      Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk), hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
*      Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti.
*      Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan.
*      Pemberian pertimbangan haruslah berdasarkan kriteria tertentu.[9]

2.1.2 Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran
            Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.[10] Belajar menurut Behavioristik adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai. Perubahan tingkah laku terjadi akibat rangsangan (stimulus).[11] Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain- lain aspek yang ada pada individu.
            Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik dengan peserta didik. Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam masalah pembelajaran, antara lain :
*      Pembelajaran adalah suatu program. Ciri suatu program adalah sistematik, sistemik, dan terencana.
*      Setelah pembelajaran berproses, seorang pendidik perlu mengetahui keefektifan dan efisiensi semua komponen yang ada dalam proses pembelajaran. Untuk itu, pendidik harus melakukan evaluasi pembelajaran.
*      Pembelajaran bersifat interaktif dan komunikatif.
Dalam hal ini, berkaitan dengan kedudukan evaluasi dalam pembelajaran sangatlah penting dalam pembelajaran.  Karena melalui evaluasi seorang pendidik akan dapat membuat dan merangkai kegiatan pembelajaran, mulai dari membuat disain pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jadi evaluasi adalah salah satu komponen diantara komponen-komponen yang sangat penting dalam pembelajaran.

2.2 Tujuan, Fungsi dan Prinsip Evaluasi Pembelajaran
2.2.1 Tujuan Evaluasi Pembelajaran
            Tujuan evaluasi pembelajaran menurut Sudijono terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu :
*      Tujuan umum evaluasi pendidikan adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
*      Tujuan khusus evaluasi pendidikan adalah untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan, untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.[12]
Menurut Zainal Arifin Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi system pembelajaran, baik yang menyangkut tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian.[13] Evaluasi juga bertujuan untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu:
·         Input; adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.
·         Transformasi ; adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi.
·         Output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.[14]

2.2.2 Fungsi Evaluasi Pembelajaran
            Menurut Scriven dikutip oleh Zainal Arifin fungsi evaluasi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu :
*      Fungsi Formatif yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
*      Fungsi Sumatif yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi belajar. [15]
*      Diagnostik yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.
*      Evaluasi Placement (Penempatan) yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan kemampuannya. [16]
Fungsi evaluasi memang cukup luas, tergantung kepada dari sudut mana melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah :
*      Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga peserta didik merasakan kepuasan dan ketenangan.
*      Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya,
*      Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu  sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing.
*      Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang.
*       Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya.
*      Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan tingkat/kelas.
*      Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah, guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri.[17]

2.2.3 Prinsip Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada prinsip-prinsip yang ada dalam pembelajaran. Antara lain :
*      Prinsip Komprehensif (Keseluruhan)
Yang dimaksud dengan evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau menyeluruh atau komprehensif adalah evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik, baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.[18]
*      Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan)
Istilah lain dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang berkesinambungan ini artinya adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus, sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Penilaian secara berkesinambungan ini akan memungkinkan si penilai memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai dengan saat-saat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka tempuh.[19]
*      Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip objektif ini dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung pengertian bahwa materi evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang akan diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran. Ditilik dari pemberian skor dalam evaluasi, istilah apa adanya itu mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat pada diri tester. Di sini tester harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin kemungkinan-kemungkinan “hallo effect” yaitu jawaban soal dengan tulisan yang baik mendapat skor lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya lebih jelek padahal jawaban tersebut sama. Demikian pula “kesan masa lalu” dan lain-lain harus disingkirkan jauh-jauh sehingga evaluasi nantinya menghasilkan nilai-nilai yang objektif.
*      Kesahihan
Sebuah evaluasi dikatakan valid jika evaluasi tersebut secara tepat, benar, dan sahih telah mengungkapkan atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Agar diperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan instrumen yang memiliki/memenuhi syarat kesahihan suatu instrumen evaluasi.
Contoh berikut dapat dijadikan sarana untuk memahami pengertian valid. Contoh yang dimaksud adalah berupa  barometer dan termometer. Barometer adalah alat ukur yang dipandang tepat untuk mengukur tekanan udara. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa barometer tanpa diragukan lagi adalah alat pengukur yang valid untuk mengukur tekanan udara. Dengan kata lain, apa seseorang melakukan pengukuran terhadap tekanan udara dengan menggunakan alat pengukur berupa barometer hasil pengukuran yang diperoleh itu dipandang tepat dan dapat dipercaya. Demikian pula halnya denga termometer. Termometer adalah alat pengukur yang dipandang tepat, benar, sahih, dan abash untuk mengukur tinggi rendahnya suhu udara. Jadi dapat dikatakan bahwa termometer adalah adalah alat pengukur yang valid untuk mengukur suhu udara.[20]
*      Kepraktisan
Kepraktisan suatu evaluasi bermakna bahwa kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi, memperoleh hasil maupun kemudahan dalam menyimpan.[21]






BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Pada dasarnya peserta didik memiliki tiga ranah keluaran belajar, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam setiap pembelajaran, ranah ini diharapkan oleh pendidik dapat berkembang dengan baik. Untuk mengetahui perkembangan ketiga ranah itu, dilakukanlah kegiatan evaluasi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Selain itu, evaluasi tentu saja dapat membantu pendidik untuk mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dengan mengetahui kemampuan-kemampuan siswa tersebut, pendidik dapat mengetahui dan sekaligus membimbing peserta didik yang masih kurang mampu memahami materi pelajaran yang telah mereka ajarkan.
Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur yang jelas. Ada prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh peserta didik. Tanpa mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi tidak akan valid, tidak reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis menggambarkan kemampuan belajar peserta didik.
3.2 Kritik & Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya bagi penyusun. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Atas kritikan dan sarannya penyusun ucapkan ribuan terima kasih.




DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009.
Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Suditjono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1996
Nurgiyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, BPFE : Yogyakarta, 1988
Nasution,Wahyuddin Nur,Teori Belajar dan Pembelajaran,Medan:Perdana Publishing, 2011.
Dikutip dari : http://sylvie.edublogs.org, Rabu, 13-9-2012
Ari Juniar Susanto : http://juniarari.blogspot.com/2011/11/makalah-kedudukan-evaluasi-dalam-proses.html


[1] M. Chabib Thaha, Teknik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, 1996,  hal : 1
[2] Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka, 1996, hal : 272
[3] Nurgiyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, BPFE : Yogyakarta, 1988, hal : 5
[4] Dikutip dari : http://sylvie.edublogs.org, Rabu, 13-9-2012.
[5] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009, hal : 6
[6] Nurgiyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, BPFE : Yogyakarta, 1988, hal : 7
[7] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009, hal : 5
[8] Nurgiyantoro, hal : 7
[9] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009, hal : 6-9
[10] Ibid, hal : 9
[11] Wahyuddin Nur Nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing, 2011, hal : 7
[12] Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2006, hal : 17
[13] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009, hal : 17
[14] Dikutip dari : http://sylvie.edublogs.org, Rabu, 13-9-2012
[15] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009, hal : 19
[16] Dikutip dari sebuah artikel Ari Juniar Susanto : http://juniarari.blogspot.com/2011/11/makalah-kedudukan-evaluasi-dalam-proses.html
[17] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009, hal : 19-20
[18] Ibid, hal : 23
[19] Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2006, hal : 90
[20] Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2006, hal : 96
[21] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009, hal : 23

1 komentar: