Selasa, 12 November 2013

KONSEP SISTEM DAN REVOLUSI SISTEM



BAB I
PENDAHULUAN
Hidup dan segala sesuatu di sekitar kita merupakan gabungan dari sistem dan sub system, manusia sendiri adalah sistem. Kehidupan manusia di dalam suatu keluarga adalah satu sistem. Rumah, kereta, sekolah, organisasi, desa, kampus, sepakbola, kedai, pejabat, kerajaan, Negara adalah sistem-sistem. Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai aktivititas (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya perpaduan (kesatuan organis/integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen tersebut mengarah/berorientasi kepada pencapaian tujuan sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu.
            Sistem pendidikan merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan kurikulum, penyusunan standar kompetensi lulusan, standar kualifikasi pendidik, standar pendanaan pendidikan, manajemen berbasis sekolah, otonomi perguruan tinggi, dan sebagainya merupakan unsur-unsur sistem yang terdapat dalam pendidikan yang perlu diadakan pembaharuan. Pembaharuan pendidikan nasional juga dilakukan untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan nasional pendidikan.Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru mendesain sistem pembelajaran dengan sebaik-baiknya.  Tanpa adanya sistem pembelajaran yang baik, dikhawatirkan proses pembelajaran tidak efektif dan efisien.












BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP SISTEM DAN REVOLUSI SISTEM
2.1 Pengertian dan Kegunaan Sistem
            Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan dari bahasa Yunani (sustema) yang artinya suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi dan energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Kata sistem banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi, maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan diantara mereka.[1]
            Sistem bukanlah “cara” atau “metode” seperti yang banyak dikatakan orang. Cara hanyalah bagian kecil dari suatu sistem. Istilah sistem meliputi pembahasan yang sangat luas. Misalnya manusia, binatang, alam semesta, mobil, adalah sebagai suatu sistem. Semuanya dikatakan sistem karena memiliki komponen-komponen tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu pula. Misalnya manusia, manusia sebagai suatu sistem, karena manusia memiliki komponen-komponen tertentu yang satu sama lain saling berkaitan. Dalam tubuh manusia ada komponen mata, hidung, mulut, tangan, kaki, dan lain sebagainya.[2]
Istilah system merupakan konsep yang abstrak, karena itu banyak para ahli atau lembaga yang memberikan definisi sistem dengan sudut pandang masing-masinng. Ada beberapa defenisi sistem menurut para ahli, antara lain :
1.      Menurut Oemar Hamalik sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.[3]
2.      Menurut Sutikno dalam Fathurrohman yang mendefenisikan sistem sebagai totalitas struktur yang terdiri dari unsur-unsur, dimana masing-masing unsur tersebut mempunyai fungsi khusus, dan di antara mereka saling berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan bersama.[4]
3.      Hicks (1972) dalam Soenarya menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang saling berkaitan, saling bergantungan, dan saling berinteraksi atau suatu kesatuan usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu dengan yang lainnya, dalam usaha untuk mencapai satu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks.[5]
4.      Wina Sanjaya mengemukakan sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan.[6]
5.      Sedangkan Kast dan Rosenzweig (1974) dalam Soenarya mendefenisikan sistem sebagai suatu tatanan yang menyeluruh dan terpadu terdiri atas dua bagian atau lebih yang saling tergantung dan ditandai oleh batas-batas yang tegas dari lingkungan suprasistemnya.[7]
6.      Menurut Hamzah B. Uno, sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.[8]
7.      Menurut Muhammad Ghazali, Untuk mendefinisikan sistem terdapat dua pendekatan, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.
a.       Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
b.      Sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[9]
Dilihat dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dan membentuk struktur tertentu yang terdiri dari komponen-komponen, bagian atau unit-unit yang mempunyai fungsi dan satu sama lain saling berhubungan dalam mencapai tujuan. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat kita lihat bahwa setidaknya ada empat hal yang ada dalam sebuah sistem, yaitu :
1.      Sistem merupakan himpunan bagian-bagian;
2.      Bagian-bagian itu saling berkaitan;
3.      Masing-masing bagian bekerja secara mandiri dan bersama-sama;
4.      Ditujukan untuk mencapai tujuan bersama.
Kegunaan sistem antara lain untuk mencapai tujuan dibuatnya sistem tersebut melalui pemberdayaan komponen-komponen yang membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan bagaimana memperdayakan komponen agar tujuan berhasil dengan sempurna. Oleh sebab itu, proses berpikir dengan pendekatan sistem memiliki daya ramal akan keberhasilan suatu proses. Artinya, apabila seluruh komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai dengan fungsinya, maka dapat dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan tercapai secara optimal, sebaliknya manakala komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka pergerakan sistem akan terganggu, yang berarti akan mengambat pencapaian tujuan.[10]
2.2 Tujuan, Ciri-ciri dan Komponen Sistem
            Setiap sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu kegiatan. Demikian pula kegiatan instruksional memiliki tujuan tertentu. Misalnya, tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan intruksional ialah agar siswa belajar mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang telah dirumuskan terlebih dahulu.[11] Sistem mempunyai beberapa komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan. Ada tiga (3) ciri utama suatu sistem. Pertama, suatu sistem memiliki tujuan tertentu; kedua, untuk mencapai tujuan sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu; ketiga, untuk menggerakkan fungsi, suatu sistem harus ditunjang oleh berbagai komponen.[12]
1.      Setiap sistem bertujuan
Setiap sistem pasti memiliki tujuan, manusia sebagai organisme bertujuan agar dapat melaksanakan tugas kehidupannya. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan adalah agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian setiap sistem mesti memiliki tujuan yang pasti. Karena tujuanlah yang akan menggerakkan sistem.
2.      Setiap sistem memiliki fungsi
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya, mestilah tubuh manusia memerlukan fungsi pernapasan, pencernaan, pengelihatan, fungsi peredaran darah, fungsi pendengaran, dan lain sebagainya. Agar proses pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanaan, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi inilah yang terus menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
3.      Setiap sistem memiliki komponen
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap sistem mesti memiliki komponen-komponen yang satu sama lain berhubungan. Komponen-komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem. Misalnya, agar fungsi pencernaan berjalan dalam sistem tubuh manusia maka diperlukan komponen lambung, agar fungsi pengelihatan berjalan diperlukan komponen mata, agar fungsi peredaran darah berjalan dengan sempurna diperlukan komponen jantung, dan lain sebagainya. Begitu juga dalam dunia pendidikan, agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi siswa administrasi guru, dan lain sebagainya. Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan diperlukan komponen tujuan, isi/materi pelajaran, strategi pembelajaran serta komponen evaluasi pembelajaran. Sebagai suatu sistem komponen harus melaksanakan fungsinya dengan cepat. Manakala  salah satu komponen tidak berfungsi, maka akan mempengaruhi keberhasilan sistem dalam mencapai tujuan.[13]
Komponen sistem sendiri ialah bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan. Sebagai sistem tersendiri, masing-masing komponen itu juga mempunyai tujuan dan terdiri atas komponen-komponen yang lebih kecil yang melaksanakan fungsi-fungsi untuk mendukung pencapaian tujuan.[14]
2.3 Karakteristik Sistem
            Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, menurut Sri Hendrawati dalam sebuah artikel pendidikan mengemukakan delapan (8) karakteristik sebuah sistem,[15] yaitu :
a.       Komponen sistem, komponen sistem terdiri dari beberapa sub sistem atau sub bagian, dimana setiap sub sistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan;
b.      Batas Sistem, batas sistem adalah daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya;
c.       Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat menghambat sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. sedang lingkunagn luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kalangsungan hidup dari sistem;[16]
d.      Penghubung sistem, penghubung sistem adalah media yang menghubungkan antar sistem, yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.
e.       Input (masukan) adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan
f.       Output (keluaran) adalah hasil dari input yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran;
g.      Pengolah (proses) adalah sistem yang akan mengubah input menjadi output;
h.      Sasaran atau Tujuan adalah suatu hal yang akan dicapai dalam sebuah sistem.[17]
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran/hasil (output).[18] Proses kerja sistem ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :


 
Masukan                                                          hasil
            Secara umum kerangka pendekatan sistem dapat terlihat bahwa apa yang ingin dicapai merupakan dasar analisis sistem, terumuskan dalam tujuan, standar prilaku yang diharapkan. Berdasarkan kepada tujuan sistem, selanjutnya dapat dirumuskan masukan (input), masukan tersebut diproses sehingga menghasilkan keluaran (output) tertentu. Hasil evaluasi terhadap output dijadikan dasar umpan balik (feed back) untuk melakukan perbaikan atau revisi, baik terhadap proses maupun terhadap input.[19] Kerangka pendekatan sistem secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :














Rounded Rectangle: Input
(masukan)
Rounded Rectangle: Output
(keluaran)


Rounded Rectangle: Proces




Rounded Rectangle: Feed back kontrol
 










2.4 Klasifikasi Sistem
            Sistem diklasifikasikan berdasarkan tiga (4) hal, yaitu :
a.       Berdasarkan wujudnya
1.      Sistem konkrit atau fisik adalah sistem yang dapat dilihat wujudnya, bentuk ukuran dan warna atu ciri lainnya contoh: rumah, mobil, kereta, dan lain sebagainya;
2.      Sistem abstrak atau sosial adalah sistem yamg tidak dikenal ciri-cirinya baik bentuk, warna atau lainnya contoh: sistem politik, sistem ekonomi, sistem pendidikan, dan lain sebagainya.
b.      Berdasarkan asal-usul proses terjadinya
1.      Sistem alami adalah sistem yang terjadi secara alami secara sendirinya dan tidak bisa dirancang oleh menusia dan merupakan kuasa Allah swt contoh: manusia, hewan, gunung, tumbuhan, dan lain sebagainya;
2.      Sistem buatan adalah sistem yang sengaja dirancang oleh manusia dan proses terjadinya dikuasai oleh manusia contoh: mobil, kereta api, administrasi, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.
c.       Berdasarkan pengaruhnya terhadap sistem lain
1.      Sistem tertutup adalah sistem yang tidak peka atau terpengaruh terhadap sistem lainnya serta tidak bereaksi terhadap sistem lain ketika terjadi interaksi. Contoh: gedung, meja kursi, dan lain sebagainya;
2.      Sistem terbuka adalah sistem yang sangat peka/terpengaruh terhadap sistem lainnya ketika terjadi interaksi antar komponen, dari sistem terbuka bisa terdiri dari sistem tertutup ataupun sistem terbuka. Misal: sistem pendidikan dan pengajaran (dari komponen guru, siswa, strategi, dan lain sebagainya).
d.      Berdasarkan jumlah komponen sistemnya
1.      Sistem kompleks adalah sistem yang memiliki subsistem cukup atau bahkan banyak dan satu subsistem yang satu dengnan subsistem lainnya saling terkait dan berpengaruh.
2.      Sistem sederhana adalah sistem yang memiliki subsistem sedikit, dan subsistem satu dengnan subsistem lainnnya saling terkait dan berpengaruh.

2.5 Teori Sistem Umum
            Teori Sistem adalah sebuah disiplin ilmu tentang sistem secara umum, dengan tujuan memperkenalkan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk semua jenis sistem dan semua jenis bidang penelitian. Penemu Teori Sistem Umum adalah seorang ahli Biologi yaitu Van Bertalanffy. Baginya General System Theory adalah yang bertugas menformulasikan dan mendapatkan prinsip-prinsip umum yang dapat diterapkan untuk sistem-sistem pada umumnya. Teori sistem umum dilandasi oleh asumsi bahwa hukum-hukum dan konsep-konsep membentuk pondasi bidang-bidang yang beragam.
Tujuan dari teori sistem umum mencari prinsip-prinsip umum untuk sistem secara umum yang memungkinkan para ilmuwan dan para peneliti untuk berpikir lebih jelas tentang tujuan dari setiap sistem. Contoh Teori Sistem Umum secara sederhana dapat kita lihat dalam sebuah organisasi. Dalam proses konseptualisasi tujuan-tujuan, struktur, tugas, mekanisme batasan, subsistem, input, dan transformasi sehingga menjadi output. Seorang pimpinan di dalam organisasi sebagai suatu sistem dapat lebih terfokus kepada tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin, dan untuk menjalankan kegiatan organisasi diserahkan kepada anggota-anggotanya yang telah diberi tugas, sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik.[20]
Ada beberapa konsep dasar dalam teori sistem umum yang dikemukakan para ahli,[21] antara lain :
Teori Sistem Umum
Penjelasan
Subsistem atau komponen sistem
komponen sistem merupakan komponen, unsur, elemen atau bagian yang saling berkaitan, saling mempengaruhi serta saling ketergantungan
Hierarki sistem
Hierarki merupakan sekelompok orang atau bahan yang disusn secara bertingkat-tingkat atau bertahap menurut group atau kelas yang memiliki fungsi masing-masing. Dalam hierarki dibedakan menjadi dua yaitu suprasistem dan subsistem. Suprasistem merupakan sistem yang komplek yang terdiri dari berbagai subsistem dan dapat bediri sendiri. Sedangkan subsistem merupakan sistem yang sederhana yang tediri dari beberapa komponen yang jumlahnya sedikit dan sifatnya tidak dapat berdiri sendiri.
Holisme, Sinergisme, Organisme, Gestalt
Holisme sebuah sistem yang terdiri atas beberapa sub bagian yang saling berkaitan, dan merupakan totalitas yang terdiri atas bagian-bagian. Sinergisme Sistem dipandang merupakan usaha kerja sama dari berbagai subsistem yang akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih efektif dari pada bekerja sendiri-sendiri. Organikisme Sistem dipandang sebagai proses kehidupan sangat tergantung terhadap aktifitas-aktifitas yang saling berkaitan yang dilakukan bagian-bagian organisme dan bukan skedar kepada bagian-bagian organisme secara terpisah, Gestalt Sistem merupakan suatu konfigurasi atau susunan berpola sebagai suatu keseluruhan yang menyatu dan merupakan bagian-bagian fungsional yang sifat-sifatnya berasal dari bagian-bagian tidak saling terpisahkan
Pandangan sistem terbuka
Menurut pandangan terbuka pada dasarnya tidak ada sistem yang bersifat kaku dalam arti statis tidak berkembang dan tidak perlu penyempurnaan dan tidak dipengaruhi sistem atau sub sistem lainnya, akan tetapi memerlukan perubahan-perubahan dalam rangka penyempurnaan agar lebih efektif dan efesien untuk mencapai tujuan.
Model input-transformation-output
Model ini merupakan pandangan bahwa sistem merupakan model transformasi hubungan yang dinamis dengan lingkungan disekitarnya.
Batas sistem
Antara sistem yang satu dengan yang lainnya terdapat pembatas dengan lingkungannya dan dapat membedakan mana sistem terbuka mana sistem tertutup. Batas sistem juga dapat menunjukkan luas sempitnya suatu sistem.
Entropi negatif (negative entropy)
Entropi merupakan bahaya ketidakteraturan, kerusakan, dan kegagalan, kehancuran atau kemusnahan dalam sistem.
keadaan mantap (stady state), keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium) dan homeostatis.
Konsep keadaan aman, keseimbangan yang dinamis dan homeostatis berkaitan dengan entropi yang terjadi terhadap sistem tertutup maupun sistem terbuka.
Umpan balik (feedback)
Umpan balik (feedback) dalam suatu sistem merupakan masukan balikan dari proses trasformasi system yang diawali dengan masukan-proses-output. Umpan balik bermanfaat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan.
equifinalitas sistem
Konsep equifinalitas berpandangan bahwa organisasi sosial akan dapat mencapai tujuannya dengan input yang berbeda-beda pula.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Sistem merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dan membentuk struktur tertentu yang terdiri dari komponen-komponen, bagian atau unit-unit yang mempunyai fungsi dan satu sama lain saling berhubungan dalam mencapai tujuan;
2.      Setiap sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu kegiatan. Demikian pula kegiatan instruksional memiliki tujuan tertentu. Sistem mempunyai beberapa komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan;
3.      Ada tiga (3) ciri utama suatu sistem. Pertama, suatu sistem memiliki tujuan tertentu; kedua, untuk mencapai tujuan sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu; ketiga, untuk menggerakkan fungsi, suatu sistem harus ditunjang oleh berbagai komponen;
4.      Sistem diklasifikasikan berdasarkan tiga (3) hal, yaitu : berdasarkan wujudnya, berdasarkan asal-usul proses terjadinya, berdasarkan pengaruhnya terhadap sistem lain, berdasarkan jumlah komponen sistemnya.
5.      Teori Sistem adalah sebuah disiplin ilmu tentang sistem secara umum, dengan tujuan memperkenalkan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk semua jenis sistem dan semua jenis bidang penelitian.

3.2 Kritik dan Saran
Peningkatan mutu pendidikan hendaknya dilakukan dalam paradigma sistem. Artinya, peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik jika komponen-komponen dalam sistem pendidikan itu diperhatikan dan juga ditingkatkan mutunya. Sehubungan itu, masyarakat, pengelola pendidikan, pengambil kebijakan, dan pemerhati pendidikan hendaknya bersatu dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca. Sehingga teman-teman yang akan menjadi seorang guru profesional dibidang ilmu masing-masing untuk memberi saran dan  perbaikan terhadap makalah yang saya buat ini,  Sehinggga nantinya makalah ini bisa dijadikan sedikit acuan dalam pembuatan sistem pembelajaran disekolah kita masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama, 2007.
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara,2005.
Jogiyanto, Analisis & Desain Sistem, Yogyakarta, Pustaka setia, 2005.


Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group cet-2, 2009.
Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, , Jakarta : Kencana Prenada Media Group, cetakan ke-8, 2011.
Soenarya, Endang, Teori Perencanaan Pendidikan: Berdasarkan Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Adicita, 2000.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, cetakan ke-7, 2011.


Sri Hendrawati, Teori Sistem umum, di unggah pada tanggal 01-04-2013 dalam sebuah situs http://srihendrawati.blogspot.com/2010/12/teori-sistem-3.html
Muhammad ghazali, Konsep system, diunggah pada tanggal 01-04-2013 dalam sebuah situs http://muhammadghazali.wordpress.com/tag/klasifikasi-sistem/






[1] Sri Hendrawati, Teori Sistem umum, di unggah pada tanggal 01-04-2013
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group cet-2, 2009, hal : 1
[3] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:Bumi Aksara,2005,hal: 1
[4] Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama, 2007, hal : 23
[5] Endang Soenarya, Teori Perencanaan Pendidikan: Berdasarkan Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Adicita, 2000, hal : 12
[6] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, hal : 195
[7] Endang Soenarya, hal : 12
[8] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, cetakan ke-7, 2011, hal : 11
[9] Muhammad ghazali, Konsep system, diunggah pada tanggal 01-04-2013
[10] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, , Jakarta : Kencana Prenada Media Group, cetakan ke-8, 2011, hal : 49, lihat juga Wina Sanjaya Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, hal : 196
[11] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, cetakan ke-7, 2011, hal : 11
[12] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, cetakan ke-2, 2009, hal : 2
[13] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, cetakan ke-2, 2009, hal : 2-4
[14] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, cetakan ke-7, 2011, hal : 12
[15] Sri Hendrawati, Teori Sistem umum, di unggah pada tanggal 01-04-2013
[16] Jogiyanto, Analisis & Desain Sistem, Yogyakarta, Pustaka setia, 2005, hal : 3
[17] Muhammad ghazali, Konsep system, diunggah pada tanggal 01-04-2013
[18] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, cetakan ke-7, 2011, hal : 13
[19] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, cetakan ke-7, 2011, hal : 14
[20] Sri Hendrawati, Teori Sistem umum, di unggah pada tanggal 01-04-2013
[21] Dikuti dalam sebuah situs : http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2011/10/pendekatan-sistem-dalam-perencanaan.html, di unggah pada tanggal 01-04-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar