BAB I
PENDAHULUAN
Hidup
dan segala sesuatu di sekitar kita merupakan gabungan dari sistem dan sub system, manusia sendiri adalah sistem. Kehidupan manusia di dalam suatu keluarga adalah
satu sistem. Rumah, kereta, sekolah,
organisasi, desa, kampus, sepakbola, kedai,
pejabat, kerajaan, Negara adalah
sistem-sistem. Dalam cakupan
pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai aktivititas
(menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan serta
ketergantungan antar komponen, adanya perpaduan (kesatuan organis/integrasi)
antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar
sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen tersebut mengarah/berorientasi
kepada pencapaian tujuan sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Sistem pendidikan
merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan kurikulum, penyusunan
standar kompetensi lulusan, standar kualifikasi pendidik, standar pendanaan
pendidikan, manajemen berbasis sekolah, otonomi perguruan tinggi, dan
sebagainya merupakan unsur-unsur sistem yang terdapat dalam pendidikan yang
perlu diadakan pembaharuan. Pembaharuan pendidikan nasional juga dilakukan
untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan nasional pendidikan.Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam tercapainya
tujuan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru mendesain sistem pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Tanpa adanya sistem pembelajaran yang baik,
dikhawatirkan proses pembelajaran tidak efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP SISTEM DAN REVOLUSI SISTEM
2.1 Pengertian dan Kegunaan Sistem
Sistem berasal dari bahasa
Latin (systema) dan dari bahasa Yunani (sustema) yang artinya
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi dan energi. Sistem juga merupakan
kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah
serta memiliki item-item penggerak. Kata sistem banyak sekali digunakan dalam
percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi, maupun dokumen ilmiah. Kata ini
digunakan untuk banyak hal dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi
beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan
benda yang memiliki hubungan diantara mereka.[1]
Sistem bukanlah “cara”
atau “metode” seperti yang banyak dikatakan orang. Cara hanyalah bagian kecil
dari suatu sistem. Istilah sistem meliputi pembahasan yang sangat luas.
Misalnya manusia, binatang, alam semesta, mobil, adalah sebagai suatu sistem.
Semuanya dikatakan sistem karena memiliki komponen-komponen tertentu yang
berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu pula. Misalnya manusia, manusia
sebagai suatu sistem, karena manusia memiliki komponen-komponen tertentu yang
satu sama lain saling berkaitan. Dalam tubuh manusia ada komponen mata, hidung,
mulut, tangan, kaki, dan lain sebagainya.[2]
Istilah system merupakan konsep yang abstrak, karena itu
banyak para ahli atau lembaga yang memberikan definisi sistem dengan sudut
pandang masing-masinng. Ada beberapa defenisi sistem menurut para ahli, antara
lain :
1.
Menurut
Oemar Hamalik sistem adalah
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan.[3]
2.
Menurut Sutikno dalam
Fathurrohman yang
mendefenisikan sistem sebagai totalitas struktur yang terdiri dari unsur-unsur,
dimana masing-masing unsur tersebut mempunyai fungsi khusus, dan di antara
mereka saling berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan bersama.[4]
3.
Hicks
(1972) dalam Soenarya menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat unsur-unsur
yang saling berkaitan, saling bergantungan, dan saling berinteraksi atau suatu
kesatuan usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu dengan yang
lainnya, dalam usaha untuk mencapai satu tujuan dalam suatu lingkungan yang
kompleks.[5]
4.
Wina Sanjaya mengemukakan sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu
sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil
yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan.[6]
5.
Sedangkan
Kast dan Rosenzweig (1974) dalam Soenarya mendefenisikan sistem sebagai suatu tatanan yang menyeluruh dan
terpadu terdiri atas dua bagian atau lebih yang saling tergantung dan ditandai
oleh batas-batas yang tegas dari lingkungan suprasistemnya.[7]
6.
Menurut Hamzah B. Uno, sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling
berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.[8]
7.
Menurut Muhammad Ghazali, Untuk mendefinisikan sistem terdapat dua
pendekatan, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada
komponen atau elemennya.
a. Pendekatan sistem yang menekankan pada
prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
b. Sistem yang menekankan pada komponen atau
elemennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[9]
Dilihat dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dan membentuk struktur tertentu
yang terdiri dari komponen-komponen, bagian atau unit-unit yang mempunyai fungsi
dan satu sama lain saling berhubungan dalam mencapai tujuan. Dari beberapa
pendapat ahli di atas, dapat kita lihat bahwa setidaknya ada empat hal yang ada
dalam sebuah sistem, yaitu :
1.
Sistem merupakan himpunan bagian-bagian;
2.
Bagian-bagian itu saling berkaitan;
3.
Masing-masing bagian bekerja secara mandiri dan bersama-sama;
4.
Ditujukan untuk mencapai tujuan bersama.
Kegunaan sistem antara lain untuk mencapai
tujuan dibuatnya sistem tersebut melalui pemberdayaan komponen-komponen yang
membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Perencanaan adalah
proses pengambilan keputusan bagaimana memperdayakan komponen agar tujuan
berhasil dengan sempurna. Oleh sebab itu, proses berpikir dengan pendekatan sistem
memiliki daya ramal akan keberhasilan suatu proses. Artinya, apabila seluruh
komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai dengan fungsinya, maka dapat
dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan tercapai secara optimal,
sebaliknya manakala komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat bekerja
sesuai dengan fungsinya, maka pergerakan sistem akan terganggu, yang berarti
akan mengambat pencapaian tujuan.[10]
2.2 Tujuan, Ciri-ciri dan Komponen Sistem
Setiap sistem
mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh
suatu kegiatan. Demikian pula kegiatan instruksional memiliki tujuan tertentu.
Misalnya, tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan
pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan intruksional ialah agar siswa
belajar mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi
yang telah dirumuskan terlebih dahulu.[11] Sistem mempunyai beberapa komponen yang saling berkaitan
dan bekerja sama dalam mencapai tujuan. Ada tiga (3) ciri utama suatu sistem. Pertama,
suatu sistem memiliki tujuan tertentu; kedua, untuk mencapai tujuan
sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu; ketiga, untuk
menggerakkan fungsi, suatu sistem harus ditunjang oleh berbagai komponen.[12]
1. Setiap sistem bertujuan
Setiap sistem
pasti memiliki tujuan, manusia sebagai organisme bertujuan agar dapat
melaksanakan tugas kehidupannya. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan adalah
agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Dengan demikian setiap sistem mesti memiliki tujuan yang pasti. Karena
tujuanlah yang akan menggerakkan sistem.
2. Setiap sistem memiliki fungsi
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi
tertentu. Misalnya, agar manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya,
mestilah tubuh manusia memerlukan fungsi pernapasan, pencernaan, pengelihatan,
fungsi peredaran darah, fungsi pendengaran, dan lain sebagainya. Agar proses
pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi
perencanaan, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain
sebagainya. Fungsi inilah yang terus menerus berproses hingga tercapainya
tujuan.
3. Setiap sistem memiliki komponen
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap sistem mesti
memiliki komponen-komponen yang satu sama lain berhubungan. Komponen-komponen
inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem. Misalnya, agar
fungsi pencernaan berjalan dalam sistem tubuh manusia maka diperlukan komponen
lambung, agar fungsi pengelihatan berjalan diperlukan komponen mata, agar
fungsi peredaran darah berjalan dengan sempurna diperlukan komponen jantung,
dan lain sebagainya. Begitu juga dalam dunia pendidikan, agar fungsi
administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen
administrasi kelas, administrasi siswa administrasi guru, dan lain sebagainya.
Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan diperlukan komponen tujuan,
isi/materi pelajaran, strategi pembelajaran serta komponen evaluasi
pembelajaran. Sebagai suatu sistem komponen harus melaksanakan fungsinya dengan
cepat. Manakala salah satu komponen
tidak berfungsi, maka akan mempengaruhi keberhasilan sistem dalam mencapai
tujuan.[13]
Komponen sistem sendiri ialah bagian suatu sistem yang
melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan. Sebagai sistem
tersendiri, masing-masing komponen itu juga mempunyai tujuan dan terdiri atas
komponen-komponen yang lebih kecil yang melaksanakan fungsi-fungsi untuk
mendukung pencapaian tujuan.[14]
2.3 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai
karakteristik atau sifat-sifat tertentu, menurut Sri Hendrawati dalam sebuah
artikel pendidikan mengemukakan delapan (8) karakteristik sebuah sistem,[15]
yaitu :
a.
Komponen sistem, komponen sistem terdiri dari beberapa sub sistem atau sub bagian,
dimana setiap sub sistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan;
b.
Batas Sistem, batas sistem adalah daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya;
c.
Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat menghambat sistem tersebut. Lingkungan
luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan demikian harus
tetap dijaga dan dipelihara. sedang lingkunagn luar yang merugikan harus
ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kalangsungan hidup
dari sistem;[16]
d.
Penghubung sistem, penghubung sistem adalah media yang menghubungkan antar
sistem, yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem lainnya.
e.
Input (masukan) adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud
(tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud
adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi
(misalnya permintaan jasa pelanggan
f.
Output (keluaran) adalah hasil dari input yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran;
g.
Pengolah (proses) adalah sistem yang akan mengubah input menjadi output;
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud
atau tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan
(input) menjadi keluaran/hasil (output).[18]
Proses kerja sistem ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
![]() |
Masukan hasil
Secara umum kerangka
pendekatan sistem dapat terlihat bahwa apa yang ingin dicapai merupakan dasar
analisis sistem, terumuskan dalam tujuan, standar prilaku yang diharapkan.
Berdasarkan kepada tujuan sistem, selanjutnya dapat dirumuskan masukan (input),
masukan tersebut diproses sehingga menghasilkan keluaran (output) tertentu.
Hasil evaluasi terhadap output dijadikan dasar umpan balik (feed back)
untuk melakukan perbaikan atau revisi, baik terhadap proses maupun terhadap
input.[19]
Kerangka pendekatan sistem secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |






2.4 Klasifikasi Sistem
Sistem diklasifikasikan
berdasarkan tiga (4) hal, yaitu :
a.
Berdasarkan wujudnya
1. Sistem konkrit atau fisik adalah sistem yang
dapat dilihat wujudnya, bentuk ukuran dan warna atu ciri lainnya contoh: rumah,
mobil, kereta, dan lain sebagainya;
2. Sistem abstrak atau sosial adalah sistem yamg
tidak dikenal ciri-cirinya baik bentuk, warna atau lainnya contoh: sistem
politik, sistem ekonomi, sistem pendidikan, dan lain sebagainya.
b.
Berdasarkan asal-usul proses terjadinya
1. Sistem alami adalah sistem yang terjadi secara
alami secara sendirinya dan tidak bisa dirancang oleh menusia dan merupakan
kuasa Allah swt contoh: manusia, hewan, gunung, tumbuhan, dan lain sebagainya;
2. Sistem buatan adalah sistem yang sengaja
dirancang oleh manusia dan proses terjadinya dikuasai oleh manusia contoh:
mobil, kereta api, administrasi, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.
c.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap sistem lain
1. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak peka
atau terpengaruh terhadap sistem lainnya serta tidak bereaksi terhadap sistem
lain ketika terjadi interaksi. Contoh: gedung, meja kursi, dan lain sebagainya;
2. Sistem
terbuka adalah sistem yang
sangat peka/terpengaruh terhadap sistem
lainnya ketika terjadi interaksi antar komponen,
dari sistem
terbuka bisa terdiri dari sistem tertutup ataupun
sistem
terbuka. Misal: sistem pendidikan
dan pengajaran (dari komponen guru, siswa, strategi, dan lain sebagainya).
d.
Berdasarkan
jumlah komponen sistemnya
1. Sistem
kompleks adalah sistem yang
memiliki subsistem cukup atau bahkan banyak dan satu subsistem
yang satu dengnan subsistem lainnya
saling terkait dan berpengaruh.
2. Sistem
sederhana adalah sistem yang
memiliki subsistem sedikit, dan subsistem
satu dengnan subsistem lainnnya
saling terkait dan berpengaruh.
2.5 Teori Sistem
Umum
Teori Sistem adalah sebuah disiplin ilmu tentang sistem secara
umum, dengan tujuan memperkenalkan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk
semua jenis sistem dan semua jenis bidang penelitian. Penemu Teori Sistem Umum
adalah seorang ahli Biologi yaitu Van Bertalanffy. Baginya General System
Theory adalah yang bertugas menformulasikan dan mendapatkan prinsip-prinsip
umum yang dapat diterapkan untuk sistem-sistem pada umumnya. Teori sistem umum
dilandasi oleh asumsi bahwa hukum-hukum dan konsep-konsep membentuk pondasi
bidang-bidang yang beragam.
Tujuan
dari teori sistem umum mencari prinsip-prinsip umum untuk sistem secara umum
yang memungkinkan para ilmuwan dan para peneliti untuk berpikir lebih jelas
tentang tujuan dari setiap sistem. Contoh
Teori Sistem Umum secara sederhana dapat kita lihat dalam sebuah organisasi. Dalam proses konseptualisasi tujuan-tujuan, struktur, tugas, mekanisme
batasan, subsistem, input, dan transformasi sehingga menjadi output. Seorang pimpinan
di dalam organisasi sebagai suatu sistem dapat lebih terfokus kepada tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin, dan untuk menjalankan kegiatan
organisasi diserahkan kepada anggota-anggotanya yang telah diberi tugas, sehingga
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik.[20]
Ada beberapa konsep dasar dalam teori sistem umum yang
dikemukakan para ahli,[21]
antara lain :
Teori Sistem Umum
|
Penjelasan
|
Subsistem atau komponen sistem
|
komponen sistem merupakan komponen, unsur, elemen atau bagian yang saling
berkaitan, saling mempengaruhi serta saling ketergantungan
|
Hierarki sistem
|
Hierarki
merupakan sekelompok orang atau bahan yang disusn secara bertingkat-tingkat
atau bertahap menurut group atau kelas yang memiliki fungsi masing-masing. Dalam
hierarki dibedakan menjadi dua yaitu suprasistem dan subsistem. Suprasistem
merupakan sistem yang komplek yang terdiri dari berbagai subsistem dan dapat
bediri sendiri. Sedangkan subsistem merupakan sistem yang sederhana yang
tediri dari beberapa komponen yang jumlahnya sedikit dan sifatnya tidak dapat
berdiri sendiri.
|
Holisme, Sinergisme, Organisme, Gestalt
|
Holisme sebuah sistem yang terdiri atas beberapa sub bagian yang saling
berkaitan, dan merupakan totalitas yang terdiri atas bagian-bagian. Sinergisme Sistem
dipandang merupakan usaha kerja sama dari berbagai subsistem yang akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih efektif dari pada bekerja
sendiri-sendiri. Organikisme Sistem dipandang sebagai proses kehidupan sangat tergantung
terhadap aktifitas-aktifitas yang saling berkaitan yang
dilakukan bagian-bagian organisme dan bukan skedar kepada bagian-bagian
organisme secara terpisah, Gestalt Sistem merupakan suatu konfigurasi atau susunan berpola sebagai
suatu keseluruhan yang menyatu dan merupakan bagian-bagian fungsional yang
sifat-sifatnya berasal dari bagian-bagian tidak saling terpisahkan
|
Pandangan sistem terbuka
|
Menurut pandangan terbuka pada dasarnya tidak ada sistem yang bersifat
kaku dalam arti statis tidak berkembang dan tidak perlu penyempurnaan dan
tidak dipengaruhi sistem atau sub sistem lainnya, akan tetapi memerlukan
perubahan-perubahan dalam rangka penyempurnaan agar lebih efektif dan efesien
untuk mencapai tujuan.
|
Model input-transformation-output
|
Model ini merupakan pandangan bahwa sistem merupakan model transformasi
hubungan yang dinamis dengan lingkungan disekitarnya.
|
Batas sistem
|
Antara sistem yang satu dengan yang lainnya terdapat pembatas dengan
lingkungannya dan dapat membedakan mana sistem terbuka mana sistem tertutup.
Batas sistem juga dapat menunjukkan luas sempitnya suatu sistem.
|
Entropi negatif (negative entropy)
|
Entropi
merupakan bahaya ketidakteraturan, kerusakan, dan kegagalan, kehancuran atau
kemusnahan dalam
sistem.
|
keadaan mantap (stady state), keseimbangan
dinamis (dynamic equilibrium) dan homeostatis.
|
Konsep keadaan aman, keseimbangan yang dinamis dan homeostatis berkaitan
dengan entropi yang terjadi terhadap sistem tertutup maupun sistem terbuka.
|
Umpan balik (feedback)
|
Umpan balik (feedback) dalam
suatu sistem merupakan masukan balikan dari proses trasformasi system
yang diawali dengan masukan-proses-output. Umpan balik bermanfaat untuk
mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan.
|
equifinalitas sistem
|
Konsep equifinalitas berpandangan bahwa organisasi sosial akan dapat
mencapai tujuannya dengan input yang berbeda-beda pula.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem merupakan satu kesatuan yang bulat dan
utuh dan membentuk struktur tertentu yang terdiri dari komponen-komponen,
bagian atau unit-unit yang mempunyai fungsi dan satu sama lain saling
berhubungan dalam mencapai tujuan;
2. Setiap sistem mempunyai
tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu
kegiatan. Demikian pula kegiatan instruksional memiliki tujuan tertentu. Sistem mempunyai beberapa komponen yang saling
berkaitan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan;
3. Ada tiga (3) ciri utama suatu sistem. Pertama,
suatu sistem memiliki tujuan tertentu; kedua, untuk mencapai tujuan
sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu; ketiga, untuk
menggerakkan fungsi, suatu sistem harus ditunjang oleh berbagai komponen;
4. Sistem diklasifikasikan berdasarkan tiga (3)
hal, yaitu : berdasarkan wujudnya, berdasarkan asal-usul proses terjadinya, berdasarkan
pengaruhnya terhadap sistem lain, berdasarkan jumlah komponen sistemnya.
5. Teori Sistem adalah sebuah disiplin ilmu tentang sistem secara
umum, dengan tujuan memperkenalkan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk
semua jenis sistem dan semua jenis bidang penelitian.
3.2 Kritik dan Saran
Peningkatan
mutu pendidikan hendaknya dilakukan dalam paradigma sistem. Artinya,
peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik jika komponen-komponen
dalam sistem pendidikan itu diperhatikan dan juga ditingkatkan mutunya.
Sehubungan itu, masyarakat, pengelola pendidikan, pengambil kebijakan, dan
pemerhati pendidikan hendaknya bersatu dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam
upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik
ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu
yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.
Sehingga teman-teman yang akan menjadi seorang guru profesional dibidang ilmu
masing-masing untuk memberi saran dan
perbaikan terhadap makalah yang saya buat ini, Sehinggga nantinya makalah ini bisa dijadikan
sedikit acuan dalam pembuatan sistem pembelajaran disekolah kita masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Fathurrohman, Strategi
Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama, 2007.
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara,2005.
Jogiyanto, Analisis
& Desain Sistem, Yogyakarta, Pustaka setia, 2005.
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group cet-2, 2009.
Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2010.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, , Jakarta : Kencana Prenada Media Group, cetakan ke-8, 2011.
Soenarya, Endang, Teori
Perencanaan Pendidikan: Berdasarkan Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Adicita, 2000.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara,
cetakan ke-7, 2011.
Sri Hendrawati, Teori Sistem umum, di
unggah pada tanggal 01-04-2013 dalam sebuah situs http://srihendrawati.blogspot.com/2010/12/teori-sistem-3.html
Muhammad ghazali, Konsep system, diunggah pada tanggal 01-04-2013 dalam
sebuah situs http://muhammadghazali.wordpress.com/tag/klasifikasi-sistem/
Dikuti dalam sebuah situs : http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2011/10/pendekatan-sistem-dalam-perencanaan.html,
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
cet-2, 2009, hal : 1
[3] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:Bumi Aksara,2005,hal:
1
[4] Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep
Islami. Bandung: Refika Aditama, 2007, hal : 23
[5] Endang Soenarya, Teori Perencanaan Pendidikan: Berdasarkan Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Adicita,
2000, hal : 12
[6] Wina Sanjaya, Kurikulum
dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, hal : 195
[10] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, , Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, cetakan ke-8, 2011, hal : 49, lihat juga Wina Sanjaya Kurikulum
dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, hal : 196
[12] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
cetakan ke-2, 2009, hal : 2
[13] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
cetakan ke-2, 2009, hal : 2-4
[21] Dikuti dalam sebuah situs : http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2011/10/pendekatan-sistem-dalam-perencanaan.html, di unggah pada tanggal 01-04-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar