Selasa, 19 November 2013

Makalah Sumber Data Penelitian Kualitatif



BAB II
PEMBAHASAN

SUMBER-SUMBER DATA PENELITIAN KUALITATIF
2.1  Pengertian Sumber Data
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data. Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation (menerangkan, menjelaskan), karena itu bersifat to learn about the people (masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifat understanding (memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to learn about the people (masyarakat sebagai subyek). Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.[1] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran dan penyelidikan.[2].
Dalam pengertian lain, data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian. Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Bila dalam pengumpulan data menggunakan kuisioner atau wawancara maka sumber datanya adalah responden. Bila dalam pengumpulan data menggunakan observasi maka sumber datanya adalah benda, gerak atau proses sesuatu. Bila dalam pengumpulan data menggunakan dokumen maka sumber datanya adalah dokumen dan catatan.
Sumber data statistik dapat diperoleh dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan gejala atau peristiwa yang terjadi disekitar kita. Data dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti dari pihak yang bersangkutan atau disebut juga sumber primer, atau data diperoleh dari pihak lain (pihak ke dua) atau disebut juga sumber sekunder. Dibawah ini diberikan contoh tentang sumber data.
1.      Sumber data dalam bentuk benda nyata antara lain :
a.       Barang hidup misalnya : manusia, hewan, tumbuhan;
b.      Barang mati misalnya: rumah, sepeda, saluran irigasi, jembatan, pesawat.
2.      Sumber data dalam bentuk abstrak antara lain :
a.       Perasaan, kepercayaan;
b.      Kekuatan supra natural.
3.      Sumber data dalam bentuk peristiwa/gejala antara lain :
a.       Gejala alami misalnya : tanah longsor, banjir, gerhana matahari;
b.      Gejala non alami misalnya : meningkatnya kenakalan remaja, meningkatnya persatuan dan kesatuan bangsa, budaya membaca pada anak.
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang diperoleh. jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut ”responden”, yaitu orang yang memberikan “respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis nara sumber sangat penting, bukan skedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
2.      Peristiwa Atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti.
3.      Tempat Atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang dilakukan bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun tempat maupun lingkungnnya.
4.      Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.[3]

2.2  Sumber-sumber Data Kualitatif
Sumber data kualitatif adalah sumber data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”, misalnya: banyak-sedikit, tinggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, situasi aman-tidak aman, baik-buruk. Agar data tersebut dapat dianalisis dengan metode statistik maka data kualitatif harus ditransformasikan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Agar usaha mentransformasikan nilai tersebut terlepas/bebas dari subyektifitas diperlukan penguasaan bidang ilmu yang bersangkutan. Contoh : suatu kasus pencurian sepeda motor dikatakan kecil apabila jumlah pencurian antara 1-4 tiap hari, dikatakan besar apabila pencurian antara 5-10 tiap hari. Sumber data dalam penelitian kualitatif ada 2 (dua), yaitu sumber data primer dan sumber data skunder.
2.2.1   Sumber Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.[4]
Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui, yaitu:
a.       Kerahasiaan, kerahasiaan mencakup mengenai apakah tujuan penelitian untuk diketahui oleh responden atau tidak. Merahasiakan tujuan penelitian dilakukan bertujuan agar para responden tidak memberikan jawaban-jawaban yang biasa dari apa yang kita harapkan;
b.      Struktur, struktur berkaitan dengan tingkat formalitas (resmi), atau pencarian data dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur. Pencarian dilakukan secara terstruktur jika peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner dengan pertanyaan yang sudah dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu dilakukan secara tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan dengan cara tidak terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau terstruktur;
c.       Metode Koleksi, metode koleksi menunjuk pada sarana untuk mendapatkan data. Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu.[5] Misal cara mengumpulkan data melalui wawancara.
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.[6] Ada beberapa metode dalam mengumpulkan/mendapatkan data primer antara lain :
1.      Metode Interview/wawancara
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula.[7] Menurut Supardi metode wawancara adalah “proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan”.[8] Wawancara pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan seorang peneliti untuk memperoleh pemahaman secara holistik mengenai pandangan atau perspektif (inner perspectives) seseorang terhadap isu, tema atau topik tertentu.
Subyek (responden) adalah orang yang paling tau tentang dirinya sendiri. Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur. wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanpun telah disiapkan. Sedangkan wawancara Tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.
Dari beberapa defenisi dan penjelasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
a.       Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subjek penelitian;
b.      Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden;
c.       Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden.
d.      Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan.[9]
Ada beberapa langkah dalam  persiapan untuk melakukan wawancara, diantaranya :
a.       Jelaskan kerangka wawancara kepada subjek yang meliputi hal-hal berikut: isu apa yang  akan dibahas, dan mengapa isu itu diangkat, untuk apa informasi digunakan, apa di balik itu, bagaimana wawancara akan dilakukan, siapa yang akan melakukan wawancara, siapa yang harus ada dalam wawancara, di mana dan berapa lama wawancara dilakukan;
b.      Ciptakan atmosfir yang baik, yang meliputi :
·         Bersikap rileks, (atau setidaknya timbulkan kesan rileks);
·         Mencoba memahami pesan lawan bicara, apapun yang disampaikan merupakan informasi bermakna;
·         Berikan lawan bicara ruang untuk mengeluarkan pandangannya
c.       Berikan kesempatan wawancara untuk berkembang dengan cara :
·         Menanyakan pertanyaan pendek dan mudah sehingga memungkinkan subjek mengembangkan jawaban secara mendetail;
·         Jangan menanyakan pertanyaan wawancara seperti pertanyaan penelitian, dengan kata lain, tidak menanyakan pertanyaan teoretik atau konseptual. Cukup menanyakan hal-hal faktual yang diketahui dan dipahami subjek.
d.      Gunakan bahasa yang wajar, dan berlaku dalam lingkungan di mana wawancara dilakukan,  sehingga mudah dipahami.[10]
Didalam pelaksanaan metode wawancara, ada beberapa keunggulan dan juga kelemahan metode ini, antara lain :
METODE WAWANCARA
Kelebihan
Kekurangan
Peneliti dapat membantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidakjelasan pertanyaan
Biaya lebih besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses wawancara.
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan

Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara kuesioner ataupun observasi. Informasi tersebut misalnya, jawaban yang sifatnya pribadi dan bukan pendapat kelompok, atau informasi alternatif (grapevine) dari suatu kejadian penting
Responden bisa menghentikan wawancara kapanpun
Penelitian memperoleh rata-rata jawaban yang relatif tinggi dari responden.
Membutuhkan waktu yang lama

2.      Metode Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.[11] Disamping wawancara, penelitian juga melakukan metode observasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.[12] Menurut Supardi “Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”.[13] Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.[14] Secara umum bentuk-bentuk observasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.       Observasi Partisipan, observasi partisipan adalah apabila observer (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang diobservasi.[15]
b.      Observasi Non Partisipan, merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat.[16]
Sedangkan M. Burhan mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:
a.       Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
b.      Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
c.       Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.[17]

Dalam sebuah penelitian, pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a.       Observasi terbuka, pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar;
b.      Observasi tertutup, pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan. Model observasi tertutup ini, pada umumnya untuk mengantisipasi agar reaksi responden dapat berlangsung secara wajar dan tidak dibuat-buat, sehingga peneliti dapat memperoleh data yang diinginkan;
c.       Observasi tidak langsung, pada kondisi ini peneliti dapat melakukan pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak hadir secara langsung di tengah-tengah responden. Observasi tidak langsung ini semakin banyak dilakukan, sesuai dengan kemajuan teknologi komunikasi canggih, seperti penggunaan telepon, televisi jarak jauh, dan jasa satelit komunikasi yang dapat digunakan dalam dunia penelitian.

3.      Metode Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden[18]Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Menurut Sugiyono kuisioner adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan secara tertulis, untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.[19] Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan/seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden.[20] Daftar pertanyaan (kuisioner) adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis system untuk mengumpulkan data dan pendapat dari para responden yang telah dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudianakan dikirim kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.[21] Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Diantaranya :
a.       Sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian;
b.      butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang.
c.       Untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Sugiyono antara lain :
·         Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban;
·         Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris;
·         Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.[22]

2.2.2   Sumber Data Skunder
Data skunder merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan data-data yang telah ada, selanjutnya dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian.[23] data ini didapat dari sumber ke dua atau melalui perantaraan orang. Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
1.      Pemahaman masalah, data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yang akan kita teliti;
2.      Penjelas masalah, data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia;
3.      Formulasi alternatif, alternatif penyelesaian masalah yang layak sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternatif lain;
4.      Solusi masalah, data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja..
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.[24] Ada beberapa kriteria dalam mengevaluasi data sekunder, antara lain :
1.      Waktu keberlakuan, apakah data mempunyai keberlakuan waktu. Jika saat dibutuhkan data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untuk penelitian kita;
2.      Kesesuaian, apakah data sesuai dengan kebutuhan kita, kesesuaian berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang sedang diteliti.;
3.      Ketepatan, apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data dapat dipercaya, bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut;
4.      Biaya, berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut, jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya.[25]
Salah satu metode dalam pengumpulan data skunder adalah dukumen, Dukumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dukumen tertulis seperti arsip, database, surat-surat, rekaman, gambar, benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa. Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar dukumen atau arsip. Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan  wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan/menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya.[26]


BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian dan dilakukan setelah peneliti selesai membuat desain penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Secara teori proses pengambilan data memegang peranan penting dalam menentukan validitas hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam teori validitas, hasil riset tidak akan mempunyai validitas tinggi, jika peneliti melakukan kesalahan dalam pengambilan. Kesalahan dalam pengambilan data primer akan berakibat secara langsung dalam hasil analisa yang tidak sesuai dengan masalah yang akan dijawab sehingga hasil studi akan menghasilkan kesimpulan yang salah.
Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternatif lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa alternatif lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah. Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja. Sumber-sumber data penelitian kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut :
bagan
3.2  Kritik & Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997.
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011.
Nur, Sunardi, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011.
Sekaran, Uma, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006.
Supardi, Metodologi Penelitian, Mataram : Yayasan Cerdas Press, 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2005.
Burhan, M, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007.
Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 2006.


http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/ diunggal pada tanggal 26-03-2013



[1] Winbie wimpie, Jenis dan Sumber-sumber Data, Diunggah pada tanggal 26-03-2013
[2] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997, hal : 324
[3] Winbie wimpie, Jenis dan Sumber-sumber Data, Diunggah pada tanggal 26-03-2013
[4] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011, hal : 117
[5] Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011, hal : 89
[6] Uma Sekaran, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006, hal : 45
[7] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011, hal : 112
[8] Supardi, Metodologi Penelitian, Mataram : Yayasan Cerdas Press, 2006, hal : 99
[9] Dikutip dalam sebuah situs : http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/ diunggal pada tanggal 26-03-2013
[10] Uma Sekaran, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006, hal : 47, lihat juga Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011, hal : 91
[11] Uma Sekaran, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006, hal : 47-48
[12] Dikutip dalam sebuah situs : http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[13] Supardi, Metodologi Penelitian, Mataram : Yayasan Cerdas Press, 2006, hal : 88
[14] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003, hal : 166
[15] Supardi, hal : 91
[16] Margono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2005, hal : 161-162
[17] M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 115-117
[18] Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 2006, hal : 82
[19] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003, hal : 162
[20] Sutopo, hal : 87
[21] Dikutip dari sebuah situs : http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[22] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003, hal : 163
[23] Dikuti dari sebuah situs : http://winbiewimpie.blogspot.com/2012/11/jenis-dan-sumber-data.html, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[24] Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011, hal : 76
[25] http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/
[26] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003, hal : 88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar