Sabtu, 09 November 2013

perbandingan pendidikan di afrika dan di negara teluk



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendidikan di Mesir (Afrika Utara)
            Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km. Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah. Sistem pendidikan di Mesir adalah negara yang disponsori dan diatur dalam tiga tahap: sekolah dasar (6 tahun), sekolah persiapan (3 tahun), dan sekolah menengah (3 tahun).
2.1.1 Tujuan Pendidikan
            Pada tahun 1987, pemerintah mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem pendidikan Mesir. Oleh sebab itu, diputuskan agar konsep struktur, fungsi dan manajemen pendidikan semua harus dikaji ulang. Masyarakat Mesir harus pandai tulis baca dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, diversifikasi, dan relevan dengan kebutuhan masyrakat. Dalam tahun 1987, kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan adalah sebagai berikut:
a.       Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis.
b.      Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja.
c.       Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab.
d.      Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.
e.       Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung, memelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan.
f.       Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan penilaian.
Kebijakan kebijakan pendidikan diatas adalah tujuan umum Negara biasanya,sasaran pendidikan bervariasi menurut tingkatan penididikan, daerah, program, dan individu. Banyak orang Islam di kampung-kampung yang ingin belajar menulis dan membaca agar mereka dapat mamahami Islam itu dengan lebih baik.Bagi kebanyakan orang,pendidikan dartikan sebagai perolaehan diploma yang akan mampu membawa mereka ke posisi dengan penghasilan yang teratur serta terjamin masa depan,dan sekaligus mendapatkan status sosial dalam masyarakat.
2.1.2 Struktur dan Jenis Pendidikan
a. Sistem Pendidikan Formal
Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur ; struktur sekuler dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi  militer msuk ke sekolah militer, dan ada pula genrasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga.
b. Sistem Sekolah Sekuler
Pendidikan wajib di mesir berlaku sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan dasar. Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group yang mendahului pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang dikenal dengan “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade” 1 samapai “Grade”5 , dan jenjang kedua, yang dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai dari “Grade 6” samai”Grade” 8. Sekolah persiapan ini baru menjadi pendidikan wajib dalam tahun 1984, sehingga nama”Sekolah Persiapan” tidak tepat lagi.
Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya empat pilihan: tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum, memasuki sekolah teknik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun. Pada sekolah umum tahun pertama (Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10 murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk Grade 10 dan 11.
Pendidikan tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya mengikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembaga pendidikan tinggi berlangsung selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada program dan bidang yang dipilih. Semenjak tahun 1951 sebagaian tamatan sekolah teknik dibolehkan melanjutkan ke pendidikan tinggi. Pada level pendidikan tinggi, setruktur sekuler mempunyai 220 fakultas dan intitusi pendidikan lainnya dengan 16.000 staf pengajar dan 695.736 mahasiswa.
c. Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi, untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Pada level universitas fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler tetapi kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem Al-Azhar. Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya dibandingkan dengan jumlah murid sekolah sistem sekuler. Dalam tahun1988, persentase murid pada sekolah Al-Azhar hanya 3,6% dari seluruh murid dalam sistem sekuler. Pada tingkat pendidikan tinggi, jumlah mahasiswa pada jalur Al-Azhar adalah 14,3% dari jumlah mahasiswa pada kedua jalur lebih besar jumlah tamatan dari jalur Al-Azhar yang masuk ke pendidikan tinggi dibandingkan dengan tamatan sistem sekolah sekuler.
d. Pendidikan Nonformal
Pendidikan Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak, generasi muda, atau orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau pengerajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi. Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan nonformal ada dalam asfek itu. Berdasakan hasil sensus 1960 mesir, 70% diatas usia 10 tahun adalah buta hurup. Dalam tahun 1976, mesir mencatat 13,6 juta orang dewasa (diatas 15)  yang buta  hurup atau 61,8% dari total penduduk orang dewasa pada tahun 1986 jumlah itu malah meningkat manjadi 17,2 juta orang, tetapi persentasenya menurun menjadi 49,9%.
Tingkat iliterasi wanita lebih tinggi dari tengkat iliterasi pria. Pada tahun 1976 77,6% wanita dewasa Mesir tidak dapat menulis dan membaca sedangkan pria dewasa hanya 46,4%. Tahun 1986, persentase itu menurun menjadi 61,8 wanita, dan 37,8% pria.
2.1.3 Kurikulum  dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan dapat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar.
Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal. Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk panitia kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran. Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang luas dalam memilih materi pelajaran.
2.1.4  Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakn tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas mana yang mereka masuki. Ujian yang sangat kompetitif ini membuat siswa harus belajar keras, dan bahkan menimbulkan percontekan dalam berbagai rupa, dan juga mengakibatkan timbul-timbulnya kursus-kursus privat.
2.2 Sistem Pendidikan di Arab Saudi (Timur Tengah)
      Kerajaan Arab Saudi berdiri pada tahun 1932 dan menempati 80 persen luas semenanjung Arab. Secara geografis negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak di sebelah utara, Laut Merah di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, serta Yaman dan Oman di sebelah selatan.  Saudi Arabia adalah negara yang menganut hukum berbasis Islam di mana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan sistem hukum. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Diantara sistem pendidikan di Arab Saudi adalah:
a.       Pra Pendidikan Dasar
Pra Pendidikan Dasar ini sama dengan Pendidikan Taman Kanak-Kanak dari usia 4–5 tahun pendidikan ini ditawarkan secara gratis dan bersifat sukarela. Program yang akan diberikan pada pendidikan ini adalah program pedagogis, dan tidak terorganisir untuk mempersiapkan diri masuk sekolah.
b.      Pendidikan Dasar (primary education)
1.      Sekolah Dasar
Pada Pendidikan Dasar anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 6 – 11 Tahun Kurikulum atau mata pelajaran yang ada di pendidikan dasar adalah sebagai berikut : Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan ), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi Islam dan Sains. Sertifikat: shahadat Al Madaaris Al Ibtidaa'iyyah (Umum Elementary School Certificate)
  1. Sekolah Menengah.
Pada Pendidikan Menengah anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 12 – 14 tahun. Kurikulum yang ada di pendidikan  menengah adalah  sebagai berikut: Bahasa Arab,  Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi Islam dan Sains dan   bahasa, Tambahannya adalah bahasa Inggris. Sertifikat: shahadat Al-Kafa'at Al-Mutawassita (Intermediate School Certificate)
c.       Pendidikan Sekunder
Pada Pendidikan Sekunder anak-anak mulai masuk sekolah pada usia15 – 17 tahun. Pendidikan Sekunder ini menawarkan 3 program yaitu  Pendidikan Menengah Umum, Pendidikan Menengah  Agama, Pendidikan Menengah Teknik. Pendidikan ini berlangsung selama 3 tahun. Kurikulumnya antara lain: Bahasa Arab, Biologi, Kimia, Bahasa Inggris, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki) dan pelajaran agama.
d.      Perguruan Tinggi
Pendidikan ini disediakan oleh 7 universitas, beberapa perguruan tinggi untuk perempuan. Beroperasi dibawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan Tinggi. Universitas Islam Madinah dikelola oleh Dewan menteri.
Dalam sistem  pendidikan di Saudi Arabia dibebani tiga tujuan yaitu untuk memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk, untuk mempersiapkan murid-murid dengan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah dan untuk mendidik anak-anak dalam kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta kebudayaan Islam.
Pendidikan di Arab Saudi ditangani oleh dua departemen yaitu:
  1. Departemen Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang menangani Pendidikan Dasar, Menengah, baik umum maupun khusus.
  2. Departemen Pengajar Tinggi yang menangani lembaga pendidikan tinggi, baik itu dilingkungan Perguruan tinggi Umum (PTU) maupun Perguruan Tinggi Agama (PTA).
Pada tahun 1985, total anggaran untuk pendidikan mencapai 3.6 percent dari total anggaran belanja nasional Arab Saudi. Setiap mahasiswa lokal maupun asing di Universitas Negeri mendapat beasiswa setiap bulan dari kementerian pendidikan.

2.3    Sistem Pendidikan di Iran (Timur Tengah)
Secara historis, setelah revolusi Islam Iran tahun 1979, sistem pendidikan Iran mengalami perubahan yang sangat mendasar, dan semua upaya pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Prioritas harus diletakkan pada terjaminnya usaha membesarkan anak-anak dan generasi muda sehingga menjadi muslim yang konsekuen dan punya komitmen yang tinggi terhadap agama Islam. Upaya-upaya pendidikan juga harus diarahkan pada penggunaan al-quran, tradisi Islam, dan konstitusi Republik Islam Iran sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan.
Pada tahap awal, pemerintah Republik Islam Iran berusaha membuka peluang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat untuk bisa mengenyam pendidikan formal, dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pasal 30 UUD Republik Islam Iran menyatakan, “Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan dan pengajaran gratis bagi seluruh rakyat hingga akhir tingkat pendidikan menengah dan mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis pula hingga semampunya”.
a.       Tujuan Pendidikan
Menurut dokumen yang disetujui oleh supreme council of education (Dewan Tertinggi Pendidikan) pada 1998, bahwa tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan produktivitas, mencapai integrasi sosial dan nasional, mengelola nilai-nilai sosial, moral dan spiritual dengan penekanan utama pada memperkuat dan mendorong keimanan terhadap Islam. Rumusan tujuan yang disetujui Dewan juga menekankan peran pendidikan pada pengembangan sumberdaya manusia untuk peningkatan ekonomi, sehingga pendidikan dipandang sebagai investasi masa depan.
  1. Anggaran Pendidikan
            Anggaran kementrian pendidikan pada tahun 1996 adalah 6.130 miliyar riyal (RI), merupakan 3,8% dari anggaran belanja Negara. Anggaran yang disetujui adalah RI 5.455,6 milyar riyal, tetapi untuk menyediakan dana talangan bagi kementrian pendidikan, telah dialokasikan dan anggaran pendidikan bertambah menjadi RI 6.130 milyar riyal. Selain itu, untuk meningkatkan anggaran, beberapa kesepakatan telah disetujui selama dua tahun terakhir untuk memberikan sumber dana baru bagi kementerian pendidikan. Pada tahun 2003, total pembiayaan pendidikan (termasuk pendidikan dasar hingga pra universitas) berjumlah RI 39, 880 miliyar riyal atau 12% dari total anggaran belanja Negara.
  1. Kebijakan Pemerintah
Sistem sekolah berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan dan Pelatihan. Selain sekolah, kementerian ini juga memiliki tanggung jawab untuk beberapa pelatihan guru dan beberapa lembaga teknis. Departemen Pendidikan mempekerjakan jumlah tertinggi pegawai negeri sipil 42%  dari jumlah total pegawai dan menerima 21%  dari anggaran nasional. Pada tahun akademik 1990-1991, sebanyak 15.018.903 siswa telah bersekolah dengan 87.024 kelas di seluruh negeri. Dengan rincian sebagai berikut: 509 sekolah untuk anak-anak cacat, 3.586 TK, 59.280 Sekolah Dasar, 15.580 Sekolah Menengah Pertama, 4.515 Sekolah Menengah Atas, 380 Sekolah Teknik, 405 Studi Bisnis dan sekolah-sekolah kejuruan, 64 Sekolah Pertanian, 238 kota dan 182 guru sekolah dasar pedesaan ‘akademi pelatihan, tujuh kejuruan dan profesional latihan guru dan 19 lembaga perguruan tinggi teknologi. Ada juga 2.259 sekolah-sekolah pendidikan orang dewasa.
  1. Pendidikan Pra- Sekolah
Pendidikan sebelum sekolah dasar ditempuh 1 tahun dan melayani anak usia 5 tahun. Pendidikan sebelum sekolah dasar tidak wajib. Tidak ada ujian pada akhir sekolah  ini dan anak-anak secara otomatis melanjutkan ke pendidikan berikutnya.
  1. Pendidikan dasar
Sekolah Dasar adalah pendidikan formal tahap pertama dan hukumnya wajib. Sekolah Dasar ditempuh selama 5 tahun dan usia masuk sekolah dasar adalah 6 tahun. Para siswa mengikuti ujian akhir pada tingkat ke lima, dan apabila lulus mereka mendapatkan ijazah tamat sekolah dasar.
  1. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah terdiri dari dua tahapan, sekolah menengah rendah dan sekolah menengah tinggi. Sekolah menengah rendah ditempuh selama 3 tahun (kelompok usia 11- 13 tahun). Pendidikan delapan tahun yang terdiri dari sekolah dasar dan sekolah menengah rendah dikategorikan sebagai pendidikan dasar. Program 3 tahun sekolah menengah tinggi adalah untuk para siswa yang telah lulus dari sekolah menengah rendah. Mata pelajaran yang ditawarkan pada sekolah menengah tinggi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bidang : akademik, teknik, dan kejuruan, serta Kar-Danesh (ilmu pengetahuan keterampilan).
Program satu tahun pra universitas tersedia bagi mereka yang berhasil lulus dari sekolah menengah atas jurusan akademik. Bagi yang mengambil jurusan teknik dan kejuruan, para siswa yang telah lulus sekolah menengah atas dapat mendaftar pada program dua tahun yang dapat mengantarkan masuk universitas, college dan pusat-pusat pendidikan tinggi.
  1. Pendidikan Tinggi
Struktur pendidikan di Iran membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk belajar sesuai dengan bakat dan ketertarikannya. Juga membuka pintu bagi siswa tamatan pendidikan menengah atas untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan tinggi yang mencakup universitas, pusat-pusat pendidikan guru, dan fakultas-fakultas teknik. Universitas di bagi menjadi universitas umum dan khusus, universitas teknologi komperhensif, universitas terbuka, universitas Islam azad, dan universitas kedokteran. Kriteria peserta didik yang dapat masuk perguruan tinggi adalah mereka yang telah lulus sekolah menengah tinggi dan berhasil lulus pada ujian masuk perguruan tinggi.
h.    Kurikulum Pendidikan
  1. Pendidikan Pra Sekolah
Pada jenjang pra sekolah murid diajarkan mengenai belajar bahasa, pengantar matematika, dan konsep sains, lebih-lebih pada nilai-nilai agama dan kepercayaan. Selain itu juga meliputi tentang kegiatan keterampilan seperti kerajinan tangan, menggunting, mancetak, menggambar, bercerita, bermain, dan berolahraga.
  1. Pendidikan Dasar
Fokus kurikulum pendidikan dasar adalah pada pengembangan keterampilan dasar baca dan berhitung, studi lingkungan dalam tema fisik dan fenomena social, dan pembelajaran agama. Semua mata pelajaran dan buku pelajaran untuk sekolah dasar diputuskan dan disiapkan pada level pusat.
3.    Pendidikan Menengah
1)      Pendidikan menengah rendah
Kelompok agama minoritas melakukan pembelajaran khusus mereka dan terdapat daftar bacaan khusus untuk kelompok sunni. Diwajibkan untuk lulus semua mata pelajaran pada jurusan yang berbeda. Pembelajaran digunakan dengan bahasa Persia pada semua level. Untuk daerah bilingual, maka diadakan kursus satu bulan untuk mengajarkan kunci-kunci konsep bahasa sebelum tahun ajaran baru di mulai. Ujian dilakukan pada akhir kelas III yang diadakan oleh level kabupaten dan propinsi.
2)      Pendidikan menengah atas
Sekolah menengah atas diperuntukkan bagi siswa yang telah lulus sekolah dasar. Mata pelajaran yang ditawarkan dikelompokkan dalam jurusan sebagai berikut: Pertama, Jurusan akademik: tujuan jurusan ini adalah mempromosikan pengetahuan umum dan budaya. Tedapat ujian akhir yang dikelola oleh tingkat nasional dan bagi siwa yang lulus mendapat ijazah diploma. Kedua, Jurusan teknik dan pendidikan kejuruan: Jurusan ini terdiri dari tiga bidang: teknik pertanian dan kejuruan. Sekarang terdapat 30 bidang pada pendidikan teknik dan kejuruan (TVE). Siwa yang memenuhi kualifikasi pendidikan TVE dapat juga masuk pada lembaga yang menawarkan program teknik atau preuniversity dan mendapat sertifikat terampil pertama. Ketiga, Jurusan kar danesh (knowledge skill): proses pendidikan ini mencakup 400 ketrampilan, berbeda dengan jurusan yang lain. Pendidikan ini bersifat berbasis kompetensi. Siswa yang berhasil dianugrahi ijazah terampil tingkat II, dan diploma.
Disamping pendidikan formal sebagaimana dideskripsikan di atas, di Iran juga memiliki lembaga pendidikan nonformal seperti masjid dan lainnya yang diberdayakan untuk membantu mempercepat pemberantasan buta aksara di kalangan manusia lanjut usia. Sejauh ini Iran bekerjasama dengan UNESCO dan UNDP.
2.4  Sistem Pendidikan di Sudan (Afrika Utara)
Sudan adalah negara Afrika yang berbatasan langsung dengan Mesir di sebelah utara. Pada awalnya, Sudan merupakan negara terluas di Afrika dan Arab. Namun setelah konflik internal yang berujung referendum pada bulan Januari 2011 lalu, akhirnya Sudan harus merelakan wilayah selatannya berdiri menjadi negara sendiri dengan nama Republik Sudan Selatan. Mayoritas penduduk Sudan menganut Islam Sunni, sekaligus menjadi agama resminya. Bahasa resminya adalah bahasa Arab.
Meski di negara ini terdapat konflik internal yang setiap saat bisa pecah, namun gairah penuntut ilmu untuk datang ke Sudan tidak menipis. Setiap tahunnya selalu ada mahasiswa asing, khususnya Indonesia yang datang menuntut ilmu ke Sudan. Bahkan Sudan juga salah satu negara pilihan untuk melanjutkan program pascasarjana di bidang studi keislaman. Salah satu universitas di Sudan yang sering dituju untuk program pasca sarjana tersebut adalah Universitas Omdurman. Universitas yang didirikan pada tahun 1912 ini terletak di kota Omdurman, kota terbesar di Sudan. Universitas ini terkenal dengan studi keislamannya, karena awal mula berdirinya hanya membuka fakultas-fakultas keagamaan. Maka tidak aneh jika selanjutnya banyak mahasiswa asing yang kuliah strata satu ataupun pascasarjana di universitas ini.
Di antara mahasiswa yang cukup banyak berminat melanjutkan program pasca sarjananya adalah para lulusan Universitas al-Azhar, Mesir. Meski Universitas al-Azhar sendiri juga menyediakan program pascasarjana, akan tetapi tetap saja setiap tahunnya banyak lulusan salah satu universitas Islam tertua ini yang lantas melanjutkan studi ke Universitas Omdurman. Tentunya ada beberapa kelebihan dan sekaligus kemudahan yang ditawarkan Universitas Omdurman, sehingga menjadi alasan mahasiswa lulusan Universitas Al-Azhar tidak melanjutkan studi pasca sarjana di universitasnya itu.
Di bidang pendidikan formal, Sudan mempunyai banyak universitas ternama yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Diantara perguruan tinggi tersebut adalah Khartoum University, Omdurman Islamic University, El-Nilein University, Khartoum International Institute of Arabic, Universitas Al Quran Al Karim dan yang paling muda adalah International University of Africa.
Jumlah mahasiswa dan mahasiswi Indonesia di Sudan sampai saat ini tercatat sekitar 175 orang yang terbagi dalam tujuh Perguruan Tinggi besar yang ada di Sudan, pada program yang berbeda mulai dari program S1 sampai dengan program S3, di mana 35% diantara mereka adalah mahasiswa program pasca sarjana. Dari seluruh mahasiswa yang ada, 40% diantaranya melaksanakan perkuliahan dengan biaya sendiri tanpa ada bantuan dari instansi atau sponsor lainnya, dan hanya mengandalkan bantuan dari keluarga yang tidak mereka terima secara periodik. Sementara kondisi kehidupan di Sudan terbilang cukup berat dengan perbandingan harga-harga barang yang cukup jauh diatas standar harga barang di Indonesia (mencapai 1:3)
Belum lagi dengan cuaca dan kondisi di Sudan yang kadang kurang bersahabat, sehingga bagi yang tidak kuat daya tahan tubuhnya atau kurang pemenuhan gizinya, akan mudah terserang penyakit malaria. Hal seperti ini ditambah lagi dengan fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang cukup mahal. Untuk kebutuhan buku-buku referensi, sangat berat bagi mahasiswa untuk memenuhinya karena selain tingkat harga yang lebih mahal di banding buku-buku di negara arab lainnya, juga karena dari segi pendanaan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya .
Adapun pendidikan non formal, di Sudan terdapat banyak majelis-majelis ilmu yang menggunakan system talaqqi lewat para masyaikh yang tersebar hampir di seluruh penjuru Sudan, dan diantara jama’ah yang paling eksis dalam bidang ini adalah jama’ah anshar sunnah al muhammadiyah yang menebarkan dakwah ahlus sunnah wal jama’ah dengan pemahaman salaf as sholeh.
Pendidikan di Sudan digratiskan dan diwajibkan bagi seluruh anak-anak usia 6 sampai 13 tahun. Pendidikan dimulai dari pendidikan dasar selama dari delapan tahun, kemudian pendidikan menengah tiga tahun. Jenjang pendidikan diubah menjadi berformat 6 + 3 + 3 pada tahun 1990. Bahasa pengantar pedidikan yang digunakan di semua tingkatan adalah bahasa Arab. Lokasi sekolah terkonsentrasi di sejumlah daerah perkotaan, yang mana sejumlah sekolah yang terletak di bagian Selatan dan Barat telah rusak bahkan hancur akibat konflik di Negara tersebut.
Pada tahun 2001, Bank Dunia memperkirakan bahwa partisipasi murni siswa Sekolah Dasar adalah 46% dan 21 persen dari pelajar sekolah menengah yang terdiri dari siswa yang memenuhi syarat. Tingkat kelangsungan pendidikan di Sudan sangat bervariasi, di beberapa provinsi bahkan hanya mencapai di bawah 20 persen. Sudan memiliki 19 universitas berbahasa Arab. Pendidikan di tingkat menengah dan pendidikan tinggi di universitas mengalami masalah penghambat yang serius disebabkan oleh sebagian besar penduduk berjenis kelamin laki-laki melaksanakan dinas militer sebelum dapat menyelesaikan pendidikan mereka.
Menurut perkiraan Bank Dunia, pada tahun 2000 tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15 tahun keatas hampir 58% (69% untuk laki-laki, 46 %untuk wanita). Sedangkan pada tahun 2002, tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15 tahun keatas mencapai 60 persen dan tingkat buta aksara pemuda (usia 15-24) diperkirakan sebesar 23%.
2.5  Sistem Pendidikan di Turki (Timur Tengah)
Pada awalnya Turki merupakan salah satu negara yang berbentuk kerajaan. Saat ini pemerintahan turki berbentuk republik yang beribu kota di Istanbul. Republik Turki termasuk sebagai negara dan memproklamirkan diri sebagai negara sekuler, namun tidak bisa dipungkiri bahwa jiwa Islamnya tetap melekat dan tak terpisahkan dari bangsa Turki. Begitu pun berdampak terhadap kemajuan pendidikan di negara tersebut.
Masuknya sistem pendidikan modern dalam kalangan kerajaan Turki Usmani bermula sejak sultan Mahmud II (1785-1839 M ), Turki mengadakan pembaharuan dalam berbagai bidang pendidikan. Di zaman itu, madrasah serupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang ada di kerajaan Turki Usmani. Di madrasah itu Mahmud menyadari bahwa madrasah-madrasah tradisional tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntunan perkembangan zaman. Oleh karena itu Turki berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan madrasah yang ada, agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran pengetahuan umum. Namun mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan memasukkan pengetahuan-pengetahuan umum pada waktu itu sangat sulit.
Sistem Pendidikan di Turki secara umum dapat dikatakan hampir sama dengan sistem pendidikan di Indonesia. Adapun sitem pendidikan nasional Turki yang utama terdiri dari dua bagian:
  1. Pendidikan Formal (Formal Education)
Penddikan formal adalah sistem sekolah yang terdiri dari lembaga-lembaga pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, sama halnya dengan pendidikan yang ada di Indonesia.
  1. Pendidikan Non-formal (Non-formal Education)
Sesuai dengan accordance with Basic LawNo. 1739 for National Education. Undang-Undang Dasar Pendidikan Nasional Turki. Pendidikan non formal mencakup semua kegiatan yang diselenggarakan di luar sekolah.
  1. Pendidikan pra-sekolah, Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang opsional, bertujuan untuk memberikan kontribusi mental, dan emosional pada perkembangan fisik anak/siswa untuk membantu mereka memperoleh kebiasaan baik (ahklak), yang ditekankan pada saat mereka masih di pendidikan dasar. Pendidikan pra-sekolah diberikan di TK, rumah penitipan anak, pembibitan kelas di sekolah dasar dan kelas persiapan oleh berbagai departemen dan instansi terkait, dan Departemen Pendidikan Nasional Turki.
  2. Pendidikan Dasar, Pendidikan dasar, memberikan pengetahuan dasar pada anak-anak dan memastikan fisik, perkembangan mental dan moral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pada umumnya terdiri dari pendidikan anak-anak dalam kelompok usia 6-14 tahun. Delapan tahun pendidikan dasar adalah wajib untuk semua warga negara Turki yang telah mencapai usia enam tahun, ada juga sekolah swasta akan tetapi masih berada di bawah kontrol negara. Akan tetapi khusus pelajaran bahasa asing sudah dimulai diberikan sejak 4 tahun dalam pendidikan dasar.
  3. Pendidikan Sekunder, Pendidikan sekunder diklasifikasikan dalam dua kategori lembaga pendidikan, yaitu sekolah menengah umum dan kejuruan dan sekolah tinggi teknik (lycées) di mana minimal tiga tahun bersekolah dilaksanakan setelah pendidikan dasar.
ü  Pendidikan Menengah
Sekolah Menengah umum adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk institusi pendidikan tinggi. Mereka menerapkan program tiga tahun lebih dan di atas pendidikan dasar, yang terdiri dari siswa dalam kelompok umur 15-17 tahun.
ü  Pendidikan Kejuruan
Memberikan instruksi khusus dengan tujuan memberikan pelatihan kemahiran yang berkualitas. Organisasi dan periode instruksi dari sekolah berbeda. Beberapa dari mereka memiliki program empat tahun dalam hal ini usia sekolah adalah 15-18 tahun. Tujuan pendidikan menengah adalah untuk memberikan pengenalan pada siswa dengan budaya umum pada tingkat minimum dan mempersiapkan mereka dalam mengemban tanggung jawab bagi masyarakat demokratis, membuat mereka menghormati hak asasi manusia serta mempersiapkan mereka pada pendidikan yang lebih tinggi atau bisnis ke arah kepentingan kehidupan yang sejahtera. Sekolah-sekolah menengah swasta, memiliki kelas persiapan bahasa asing, sesuai dengan sasaran program pendidikan, dan dalam pendidikan bahasa asing yang dipadukan dalam kelompok ilmu pengetahuan dan matematika.
ü  Pendidikan Tinggi (Higher education)
Di Turki, pendidikan tinggi meliputi semua institusi pendidikan setelah pendidikan menengah, yang menyediakan setidaknya dua tahun pendidikan tinggi dan mendidik siswa untuk melanjutkan ke jenjang, sarjana, master atau gelar tingkat doktor. Lembaga pendidikan tinggi terdiri dari universitas, fakultas, institut, sekolah pendidikan tinggi, konservatori, sekolah kejuruan pendidikan tinggi dan pusat penelitian aplikasi. Di Turki, eskalasi pendidikan yang lebih tinggi adalah untuk mencapai tingkat kemampuan dalam menghadapi era globalisasi dunia, baik dari segi kualitas dan kuantitas, telah diadopsi sebagai tujuan utama. Rencana dan program yang dibuat selalu mencerminkan persepsi dari rencana itu sendiri.
Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk melatih tenaga kerja dalam suatu system, prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan kontemporer untuk memenuhi kebutuhan Negara. Namun demikian dipendidikan tingggi juga disediakan beberapa pendidikan khusus di berbagai bidang bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan menengah.
Universitas yang terdiri dari beberapa unit yang dibentuk oleh negara dan oleh hukum sebagai perusahaan publik memiliki otonomi dalam pengajaran dan penelitian. Selain itu, lembaga-lembaga pendidikan tinggi, di bawah pengawasan dan kontrol negara, juga dapat dibentuk oleh yayasan swasta sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam undang-undang dengan ketentuan bahwa mereka adalah non-profit di dunia. Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi pokok. Ia memiliki otonomi akademik dan kepribadian hukum publik. Hal ini bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pendidikan tingkat tinggi, penelitian ilmiah dan publikasi. Setiap universitas terdiri dari fakultas dan sekolah empat tahun, menawarkan program yang tingkat sarjana, yang kedua dengan penekanan kejuruan, dan tahun-dua sekolah kejuruan yang menawarkan rekan) tingkat's (program pra-sarjana dari alam kejuruan ketat. Tingkat pascasarjana program terdiri dari master dan doktor program, dikoordinasi oleh lembaga untuk studi pascasarjana.
Program magister ditetapkan sebagai program "dengan tesis" atau "tanpa tesis". program "Dengan tesis" gelar master yang menyelesaikan pendidikan tertentu diikuti dengan pengajuan tesis. Sementara itu program "tanpa tesis" juga bagian penyelesaian dari program sarjana namun disini disebut istilah proyek. Durasi program ini adalah dua tahun setidaknya. Akses ke program doktor membutuhkan gelar master.
Program Doktor memiliki jangka waktu minimal empat tahun yang terdiri penyelesaian kursus, lulus ujian kualifikasi doktor, serta menyiapkan dan mempertahankan tesis doktor. Medis program pelatihan khusus untuk program setara tingkat doktor,  namun dilakukan dalam fakultas kedokteran dan pelatihan di rumah sakit yang dimiliki Departemen Kesehatan dan Organisasi Negara Asuransi Sosial.








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpuan
            Dari beberapa penjelasan di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
  1. Sistem pendidikan di Mesir adalah negara yang disponsori dan diatur dalam tiga tahap: sekolah dasar (6 tahun), sekolah persiapan (3 tahun), dan sekolah menengah (3 tahun). Sistemnya terbagi menjadi sistem skuler dan sistem al-Azhar
  2. Sistem pendidikan dimesir mengalami beberapa kemunduran, dikarenakan konflik berkepanjanggan yang terjadi dinegara tersebut.
  3. Sistem pendidikan di Iran dan Turki adalah sistem pendidikan yang bisa digolongkan maju, dikarenakan sistem yang dijalankan dan kebijakan pemerintah berjalan secara bersaman.
  4. Sistem pendidikan di Arab Saudi tidak jauh berbeda dengan sistem pendidikan di negara lainnya. Ada pendidikan pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dll.

3.2 Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Dari keterbatasan sumber dan keluasan pembahasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.











DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sayuti An, Ahsin Sakho Muhammad, dkk, Belajar Islam di Timur Tengah. Bandung: Alfabeta,2005.
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit teras, 2011
Dikutip dari sebuah situs:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar